ZONASULTRA.COM, RUMBIA – Dinas Kesehatan (Dinkes) Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra) menemukan sebanyak 13 warga penderita demam berdarah (DBD). Data tersebut menunjukkan 53 persen dialami oleh kalangan anak-anak dan 47 persen lainnya orang dewasa.
Kepala Dinkes Bombana, dr Sunandar mengatakan bahwa Bombana kini rentan dengan penyakit DBD. Sehingga ia menekankan agar warga mesti selalu waspada dengan tetap memperhatikan kesehatan lingkungan. Dijelaskan, penderita ini merupakan jumlah yang ditemukan sejak awal Januari 2020.
“Berdasarkan hasil survey 1 Januari sampai detik ini, sudah ada 13 warga yang terinfeksi penyakit DBD,:” ungkap Sunandar di ruang kerjanya, Senin (2/3/2020).
Sunandar menyebut ibukota Bombana menjadi wilayah penderita terbanyak yakni, Kecamatan Rumbia Tengah sebanyak 6 orang dan Kecamatan Rumbia 4 orang. Selain itu, Kecamatan Poleang Timur ditemukan 2 orang dan 1 lainnya di desa Lombakasih, Kecamatan Lantary Jaya.
(Baca Juga : Tiga Penderita DBD di Kendari Meninggal Dunia)
” Penderita DBD ini di dominasi kalangan anak-anak yang mencapai 53 persen,” jelasnya.
Terkait penanganan para penderita,, pihak medis telah memberikan perawatan khusus dengan pemberian suntikkan cairan tubuh akibat menurunnya kadar trombosit penderita. Minimnya kadar trombosit ini mengakibatkan penderita mengalami pendarahan serta merasakan nyeri pada organ tubuh.
Karena itu, mantan direktur RSUD Bombana ini menyarankan agar warga harus selalu waspada dengan jenis penyakit ini. Sebab, gigitan nyamuk menjadi penyebab utama terjadinya infeksi DBD.
Ia juga mengimbau warga ketika ada gejala DBD dapat memperbanyak mengkonsumsi minuman yang mengandung trombosit, seperti daun jambu biji atau minuman buavita, merebus daun pepaya dicampur madu dan diminum secukupnya.
” Tapi sebaiknya dicegah dengan membersihkan lingkungan yang tergenangi air akibat banjir yang akhir-akhir ini sering terjadi di Bombana. Karena nyamuk tidak suka dengan air kotor, tapi air jernih yang tergenang dan tidak berbau. Nyamuk pun berkembang biak dan pelan-pelan menyerang anak bahkan orang dewasa,” tutup Sunandar. (a)