ZONASULTRA.COM, LASUSUA – Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kolaka Utara (Kolut), Sulawesi Tenggara (sultra) Irham mengaku prihatin dengan banyaknya alumni akademi kesehatan di daerah itu yang masih mengganggur dan belum terserap dunia kerja.
Selain itu, ada juga lulusan kesehatan yang justru bekerja sebagai honorer di instansi pemerintahan yang bukan kesehatan dengan menggunakan ijazah SMA.
Meskipun belum ada data pasti berapa jumlah alumni kesehatan dari berbagai jurusan yang ada di Kolut, namun Irham memprediksi jumlahnya telah mencapai ratusan, terutama bidan dan perawat.
“Lulusan akademi kesehatan yang menggangur kebanyakan berasal dari universitas lokal dan sebagian dari universitas kesehatan dari luar daerah Kolut,” kata Irham ditemui Selasa (23/10/2018)
Menurut Irham, alumni kesehatan kebidanan dan keperawatan merupakan putra dan putri Kolut, sehingga pemerintah daerah memiliki tanggung jawab moral agar para alumni tersebut dapat bekerja dan mengabdikan diri pada masyarakat.
Irham mengungkapkan, salah satu faktor penyebab banyaknya pengangguran dari tenaga kesehatan adalah kurangnya rekrutmen, baik sebagai tenaga harian, tenaga kontrak, maupun ASN.
“Belum lagi mereka harus diperhadapkan dengan dibutuhkannya Surat Tanda Registrasi (STR) sebagai syarat telah lulus uji kompetensi saat mendaftar. Ini juga menjadi kendali,” kata Irham.
Menurut Irham, pemerintah daerah telah berusaha mencari solusi agar lulusan kesehatan tersebut bisa diberdayakan. Salah satunya dengan program satu desa satu tenaga perawat. “Program ini masih akan kita konsultasikan dengan bupati,” ujarnya.
“Kalau saat ini sudah ada program bidan masuk desa atau PTT. Kami akan memprogram juga perawat masuk desa, ini juga menjawab aspirasi dari para perawat,” tambah Irham.
Sementara Irawati (25), alumni D-III Kebidanan salah satu sekolah tinggi kesehatan di Makassar mengaku sejak selesai 2013 lalu dirinya sudah dua kali mengikuti ujian Surat Tanda Registrasi (STR), namun tidak lulus. Akhirnya dirinya hanya tinggal di rumah saja.
“Sudah 5 tahun saya tinggal di rumah, pernah dua kali saya coba ikut ujian STR tapi tidak lulus. Jadi bersabar saja siapa tahu ke depannya ada kesempatan,” kata Irawati. (B)