ZONASULTRA.COM, ANDOOLO – Memasuki semester 2 tahun 2015, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) Sulawesi Tenggara (Sultra) mengklaim telah berhasil menurunkan angka kasus gizi buruk di daerah tersebut. Jumlah kasus yang tahun 2014 lalu sebanyak 16 kini hanya lima kasus.
Pelaksana Kepala Dinkes Konsel Boni Lambang Pramana mengatakan, penurunan temuan kasus gizi buruk itu sudah terjadi selama tiga tahun terakhir. Dimana tahun 2013 terdapat 23 kasus selanjutnya tahun 2014 turun jadi 16 dan memasuki semester dua tahun 2015 ini turun lagi menjadi lima kasus.
“Dinkes dalam hal ini ketahanan pangan hanya terfokus pada bidang hilirnya jadi akibat dari kekurangan gizi yang terjadi maka bekerja sama dengan pihak rumah sakit turut berperan serta,” kata Boni di sela-sela kegiatan rapat koordinasi dewan ketahanan pangan kabupaten Konsel, Rabu (17/6/2015).
Peran puskesmas yang ada dimasing-masing wilayah Konsel juga melakukan skrening yakni pendeteksian dini terhadap kasus gizi sangat membantu pada penanganan secara cepat. Kemudian pada kegiatan posyandu juga pihaknya memberikan makanan tambahan dan apabila terdeteksi maka akan diberikan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) pemulihan supaya berat badan si anak cepat naik.
“Semakin cepat dideteksi semakin cepat penangganannya. Kalau sampai berat itu biasanya dibawah langsung ke rumah sakit dan kebetulan di RSUD Konsel sangat siap menangganinya karena sumber daya manusia (SDM) dan fasilitas lainnya itu telah tersedia yakni ada dokter spesialis anak dan ruang khusus penangganan gizi buruk itu,” bebernya.
Selain itu pihaknya memiliki program khusus menanggulangi gizi buruk misalkan pemberian makanan tambahan yang ditanggulangi oleh Pemerintah Daerah (Pemda) dalam hal ini rumah sakit.
Dijelaskannya pula, banyak faktor penyebab gizi buruk yakni faktor langsung meliputi intake makanan yang kurang atau adanya faktor penyakit infeksi yang terdapat pada balita. Apabila makan yang masuk kurang biasanya muncul penyakit dan penyebab tidak langsung terkadang didasarkan oleh faktor ekonomi, sosial dan politik.
Boni berharap dewan ketahanan pangan sangat penting perannya dalam hal bagaimana Konsel berdaulat secara pangan. Disamping itu pula koordinasi antar sektor yang terlibat dapat dijalankan agar masalah-msalah yang timbul akibat pangan bisa dioptimalkan
“Dinkes akan terus bekerja sama dengan lintas sektor karena kita tahu kasus gizi buruk itu banyak sektor yang bisa terlibat . Namun yang terpenting ialah bagaimana ketahanan pangan dikonsel terjaga dan ditingkatkan,” tutup Boni.