ZONASULTRA.COM, WANGI-WANGI– Penderita stunting atau anak kurang gizi kronis di Indonesia saat ini masih cukup tinggi.
Stunting sendiri merupakan hambatan pertumbuhan pada anak yang disebabkan kurang gizi sejak dalam kandungan hingga berusia dua tahun.Di masa dewasa anak stunting mudah terserang penyakit sehingga produktifitasnya menurun sehingga mengakibatkan kerugian ekonomi jangka panjang bagi perorangan dan masyarakat.
Karena itulah stunting perlu mendapat perhatian serius. Di Kabupaten Wakatobi Sulawesi Tenggara (Sultra) pemda setempat saat ini tengah gencar mensosialisasikan pencegahan stunting dan gizi buruk.
Untuk kegiatan ini pemda menyasar seluruh desa dan kecamatan di daerah kepulauan ini.
Pemerintah Daerah (Pemda) Wakatobi dalam sosialisasi pencegahan stunting dan gizi buruk salah satunya dengan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi ibu hamil berupa bubur dan balita berupa biskuit.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Wakatobi Muliaddin menjelaskan sepanjang tahun berjalan di 2018 ini pihaknya menemukan tiga kasus gizi buruk.
Muliaddin menjelaskan kasus gizi buruk yang terjadi disebakan beberapa faktor antara lain adalah rendahnya kesadaran hidup sehat sebagian warga serta kondisi sosial ekonomi yang minim.
“Wakatobi ini kasus penderita gizi buruk itu karena sejak dari balita memang tidak pernah di posyandu. Dan rata-rata ketika tenaga kesehatan menyambangi ke rumah mereka kebanyakan keluarganya tidak mau balitanya di Posyandu. Rata-rata juga penderita gizi buruk itu dialami oleh warga yang kondisi kondisi ekonominya minim,”jelasnya.
Menurut Muliaddin stunting dan gizi buruk sebenarnya bukan terjadi dalam satu atau dua bulan tetapi akumulasi dari ketidak cukupan gizi tahunan.
Selanjutnya untuk penanganan dan pencegahan gizi kurang dan gizi buruk harus dilakukan secara multisektor. Melibatkan kolaborasi berbagai pihak untuk mencegah terjadinya stunting maupun gizi buruk di Wakatobi. C
Reporter : Nova Ely Surya
Editor Tahir Ose