ZONASULTRA.COM, KENDARI – Salah satu mega proyek Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Ali Mazi, yakni pembangunan perpustakaan modern diperkirakan bakal rampung Desember 2020.
Perpustakaan yang disebut-sebut dirancang seperti perpustakaan pada Harvard Library ini nantinya akan memiliki 7 lantai dengan konsep inviting people, yakni bagaimana mengundang orang untuk hadir di perpustakaan, mengakomodir kebutuhan masyarakat dengan menyiapkan ruang dan suasana yang nyaman.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Wagola menjelaskan, dari segi layout, di lantai 1 perpustakaan ini pengunjung tidak akan menemukan buku. Pada lantai satu akan terdapat loker, layanan Online Public Access Catalog (OPAC) atau layanan penelusuran, layanan keanggotaan, layanan sirkulasi, cafetaria, serta zona promosi budaya baca.
Pada lantai 2 akan terdapat ruang teater, ruang buku cadangan, rumah edukasi narkoba, ruang belajar atau ruang internet, ruang baca anak, ruang baca lansia dan disabilitas, serta musala.
Di lantai 3 terdapat ruang rapat, ruang seminar dan ruang baca monografi. Lantai 4 terdapat ruang publik terbuka, ruang koleksi berkala, ruang koleksi referensi, ruang koleksi deposit, ruang server, serta ruang pengolahan bahan perpustakaan.
Selanjutnya di lantai 5 terdapat layanan naskah kuno, ruang konservasi, layanan audio visual, executive lounge, dan ruang publik. Pada lantai 6 khusus perkantoran, serta lantai 7 terdpat ruang fumigasi, ruang baca terbuka, serta cafe baca.
(Baca Juga : Tahap Dua Pembangunan Perpustakaan Internasional Segera Dilelang)
“Jadi perpustakaan ini memiliki beragam fasilitas yang tentunya bisa digunakan bagi seluruh kalangan masyarakat,” kata Wagola di ruang kerjanya, Selasa (11/2/2020).
Menurut Wagola, perpustakaan ini sendiri memilih akan memerdekakan orang untuk melakukan apa saja yang diinginkan, tidak terlalu banyak batasan dan larangan sehingga pemustaka memperoleh kenyamanan.
“Perpustakaan ini akan didesain senyaman mungkin, sehingga mereka yang datang bisa tertarik untuk datang kembali,” ujarnya.
Hal tersebut ditunjang dengan perabotan misalnya kursi baca ada yang didesain bentuk sofa agar bisa membaca lebih santai, memiliki ruang terbuka untuk berkegiatan misalnya mengadakan pertemuan dengan komunitas.
Konsep lain yang juga diusung oleh perpustakaan ini adalah “coworking place, yakni di mana masyarakat dapat bekerja di perpustakaan yang ditunjang dengan fasilitas internet kencang, ruang pertemuan dan suasana nyaman serta sumber informasi yang beragam.
“Sengaja kita buat sedemikan rupa agar pengunjung betah. Kita hilangkan kesan bahwa perpustakaan itu penuh aturan, sempit, dan membosankan,” tutupnya.
Perpustakaan modern ini sendiri mulai dibangun pada Juli 2019 lalu oleh Dinas Cipta Karya dan Bina Konstruksi Sultra. Diperkirakan Desember 2020 kunci sudah bisa diserahkan ke Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sultra, sehingga pada 2021 sudah bisa digunakan. (A/Lipsus)