ZONASULTRA.COM,WANGGUDU-Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP), Kabupaten Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar pemeriksaan fisik sejumlah bagan apung milik nelayan yang tersebar di perairan Lemo Bajo, Pasir Putih, Taipa, Tinobu, Muara Tinobu, Barasanga, Kampoh Bunga, Otole, Tapunggaya, Abola dan Toreo.
Kepala DKP Konut Deddy Rianto Hamid mengatakan selain memeriksa fisiknya, tim yang tergabung dalam Satuan Kerja (Satker) DKP itu juga mensurvei potensi pengembangan bagan tancap dan apung yang bakal dihibahkan kepada nelayan setempat melalui anggaran melalui Kementerian Kelautan dan Prikanan (KKP) kordinasi DKP Konut.
Kegiatan itu, Lanjut mantan Kabag Ekonomi Konut ini, bertujuan untuk memastikan donasi yang disalurkan dalam kondisi baik dan berfungsi sehingga dapat termanfaatkan secara optimal oleh nelayan.
“Kami lakukan survei di lokasi pembuatan alat tangkap bagan apung. Di tempat itu kita berkomunikasi kepada para nelayan untuk mengetahui sejauh mana progres kegiatannya dan kendala apa saja yang ada. Tentu kegiatan ini merupakan kepedulian kita kepada para pelaut untuk memperoleh kesejatraan hidup yang lebih baik,” katanya, Kamis (9/8/2018).
Dijelaskan, bagan apung merupakan salah satu jenis alat tangkap ikan yang terbuat dari bambu/kayu berbentuk segi empat, disusun sedemikan rupa agar bisa mengapung ditengah laut. Pada bagian tengahnya dipasangi jaring yang telah diikat menyilang pada keempat sisi bambu agar bagan bisa kokoh berdiri. Pada bagian tengah didirikan bangunan rumah untuk pelindung, menaruh lampu, dan melihat ikan.
Pada atas bangunan juga terdapat roller atau pemutar yang berfungsi untuk menarik jaring keatas jika mendapat ikan. Jaring yang digunakan berukuran 0,4 cm dengan posisi terletak pada bagian bawah bangunan yang dikaitkan pada bingkai bambu. Pada keempat sisi jaring diberi pemberat agar bisa tenggelam ke dasar laut, fungsinya mempermudah tangkapan. Operasional bagang apung dilakukan pada malam hari dengan alat bantu berupa lampu sebagai penerang.
“Untuk Konut yang kami salurkan ada dua jenis bagan yaitu, bagan apung dan bagan tancap. Perbedaanya, bagan apung dapat bergerak berpindah tempat, sedangkan bagan tancap sifatnya tidak bergerak. Namun, peruntukannya sama. Inilah yang terus kita pantau agar pemanfaatannya berjalan baik dandapat memberikan perubahan hidup bagi nelayan kita,” tandasnya. (B)