Dosen Prodi S-1 Kesmas UMW Kendari Jalankan Program Kemitraan Masyarakat di Desa Torobulu

61
Dosen Prodi S-1 Kesmas UMW Kendari Jalankan Program Kemitraan Masyarakat di Desa Torobulu
Foto bersama tim S1 Mandala Waluya Kendari.

ZONASULTRA.ID, KENDARI – Dosen Program Studi (Prodi) S-1 Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Universitas Mandala Waluya (UMW) Kendari menjalankan program kemitraan masyarakat di Desa Torobulu, Kecamatan Laeya, Kabupaten Konsel pada 2 dan 3 Oktober 2023. Pendanaan program ini bersumber dari Kemendikbudristek.

Kegiatan tersebut mengusung tema Pemberdayaan Kader Posyandu dan Ibu PKK Melalui Penyuluhan dan Pelatihan “Golden Age Period for Golden Generation” sebagai Upaya Pencegahan Stunting.

Tim tersebut diketuai oleh Titi Saparina L. bersama anggota Noviati dan Sri Mulyani serta dua orang mahasiswa yaitu Fika Faturosida dan Putri Nanda. Kegiatan tersebut menyasar ibu yang memiliki bayi dan balita serta kader posyandu.

Titi Saparina L. mengatakan tema stunting diusung pada kegiatan tersebut karena angka stunting di Desa Torobulu cukup tinggi, yakni berjumlah 51 kasus pada awal 2023.

Tingginya angka stunting di Desa Torobulu terdeteksi karena masih rendahnya pengetahuan masyarakat tentang pemberian pola makan yang baik pada bayi dan balita, pemenuhan gizi pada 1.000 hari pertama kehidupan yang belum tepat dan perilaku hidup bersih dan sehat yang kurang.

BACA JUGA :  Dekan FST UMW Kendari Lantik Pengurus HMPS S1 Farmasi Periode 2023-2024
Dosen Prodi S-1 Kesmas UMW Kendari Jalankan Program Kemitraan Masyarakat di Desa Torobulu
Proses penyuluhan di Desa Torobulu, Kecamatan Laeya, Kabupaten Konsel.

“Selain itu, juga didukung dengan sanitasi lingkungan yang kurang baik,” ungkap Titi via pesan WhatsApp pada Rabu (4/10/2023).

Beberapa kegiatan yang dilakukan pada program kemitraan masyarakat tersebut yaitu penyuluhan kesehatan tentang pencegahan stunting dan 1.000 hari pertama kehidupan sampai anak usia 2 tahun yang dihadiri oleh 63 sasaran.

Pada tahap ini, sebelum dilakukan penyuluhan peserta diberikan lembar pre test untuk mengetahui tingkat pemahaman awal peserta terkait pencegahan stunting.

Setelah itu dilakukan penyuluhan kesehatan dan pemberian buku saku berupa booklet dan diakhiri dengan pemberian kuesioner post test untuk mengetahui tingkat pemahaman akhir peserta tentang pencegahan stunting.

Kegiatan dilanjutkan dengan pelatihan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan melalui pengukuran status gizi dan penggunaan Kuesioner pra skrining perkembangan (KPSP).

BACA JUGA :  Mahasiswa Prodi S1 Kesmas Laksanakan PBL II di Desa Puusangi Guna Berikan Penyuluhan Tentang Dampak Rokok Bagi Kesehatan Tubuh

Serta pelatihan kader posyandu tentang stunting mulai dari persiapan, pendataan, pencatatan tumbuh kembang balita sampai pada pelaksanaan posyandu setiap bulan yang dihadiri oleh 12 kader posyandu.

Proses penyuluhan di Desa Torobulu, Kecamatan Laeya, Kabupaten Konsel.
Foto bersama usai penyuluhan.

Untuk itu, melalui kegiatan tersebut diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan ibu yang memiliki bayi dan balita tentangan pencegahan stunting. Serta dapat meningkatkan keterampilan kader posyandu dalam memberikan pelayanan posyandu.

Selain itu, tim berharap bisa memberikan solusi kepada kelompok masyarakat khususnya ibu yang memiliki bayi dan balita terkait pemantauan perkembangan dan pertumbuhan melalui pengukuran status gizi dengan penggunaan KPSP. Serta meningkatkan keterampilan kader posyandu dalam memberikan pelayanan posyandu.

Bagi tim pelaksana, diharapkan dapat mendorong pemanfaatan hasil pengabdian dan pengembangan lebih lanjut untuk kebutuhan mitra. Serta dapat mewujudkan sinergi potensi perguruan tinggi dengan mitra sehingga mampu mengembangkan kegiatan pengabdian kepada masyarakat. (B)

 


Kontributor: Ismu Samadhani
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini