ZONASULTRA.COM, RAHA – Sengkarut pelayanan medis di rumah sakit umum daerah (RSUD) Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra) kian sulit diurai. Nyaris tiap hari, selalu ada keluhan terkait rumah sakit yang disebut-sebut mau bertaraf internasional tersebut. Anehnya, alih-alih dibereskan, baik Pemda Muna plus DPRD setempat tidak terlihat punya usaha serius menuntaskan perkara ini.
Warga pun makin jengkel. Diwakili sejumlah organisasi mahasiswa, massa berunjuk rasa, Kamis (2/8/2018). Sasarannya DPRD Muna. Mereka mendesak lembaga perwakilan rakyat itu bisa memanggil Pemda dan pihak RSUD, membahas solusinya.
Jufri Hasan, koordinator aksi menyebut permasalahan manajemen RSUD Muna itu seperti benang kusut. Ia merinci beberapa “dosa” rumah sakit pimpinan Agus Susanto ini. Dari penyanderaan jenazah bayi karena orang tuanya tak sanggup bayar biaya, pasien BPJS yang dibatasi penggunaan kamar inap sampai harus keluar terpaksa. “Dan yang terbaru ini, ada pasien stroke pulang karena tak dilayani baik,” kata Jufri.
Dosa-dosa itu diperparah dengan seringnya pihak rumah sakit membuat resep obat yang harus ditebut di luar, dan ternyata ke apotik milik dokter di rumah sakit.
“Kami minta DPRD segera meralisasikan janjinya untuk membentuk Pansus agar menyelidiki persoalan manajemen RSUD. Sekalian hearing denga Bupati Muna, Dinas Kesehatan, dan Inspektorat,” kata Ketua HMI Cabang Raha ini, di depan La Ode Dyrun, Wakil Ketua DPRD Muna.
(Baca Juga : Ratusan Tenaga Honorer RSUD Muna Mogok Kerja)
Mewakili kawan-kawannya, Jufri menduga, Pemkab Muna melakukan pembiaran terhadap sengkarut pengelolaan manajemen RSUD Muna yang sangat memprihatinkan ini. “Dulu kami sudah pernah berunjuk rasa, langsung ditemui oleh ketua, wakil ketua dan beberapa anggota DPRD Muna. Semua berjanji akan membentuk Pansus, tapi sampai sekarang itu tidak jelas,” tukasnya.
Menariknya, Wakil Ketua DPRD Muna La Ode Dyrun saat menerima massa justru meminta publik agar tidak hanya melihat kekurangan dari rumah sakit plat merah itu. Katanya, RSUD Muna juga punya sisi baik. “Buktinya, ada juga yang dirawat dan sehat,” kata kader Golkar ini. Mendengar ini, seorang mahasiswa tersenyum. “Bemanaa itu belaa, inka sudah tugasnya rumah sakit to kalau kasih sembuh pasien. Bukan kelebihan namanya konee,” katanya berbisik ke salah seorang jurnalis.
Meski demikian, Dyrun berjanji akan segera memanggil berbagai pihak mulai dari Bupati, Dinas Kesehatan, Inspektorat dan tentu saja pihak rumah sakit. “Nanti kita hearing, Selasa pekan depan,” janji Dyrun.(B)
Reporter : Kasman
Editor : Abdi MR