DPRD Konsel Soroti Tarif Angkot Tak Jelas

Kritikan tersebut juga dilontarkan Ketua Komisi II DPRD Konsel, Sulawesi Tenggara (Sultra), Tasbin Tajuddin. Menurutnya,tarif AKDP yang tidak pernah turun harus mendapat perhatian serius dari pihak D

Kritikan tersebut juga dilontarkan Ketua Komisi II DPRD Konsel, Sulawesi Tenggara (Sultra), Tasbin Tajuddin. Menurutnya,tarif AKDP yang tidak pernah turun harus mendapat perhatian serius dari pihak Dinas Perhubungan (Dishub) Konsel sehingga tidak membebani masyarakat. 
“Pihak-pihak yang menangani ini sebaiknya segera mengadakan pertemuan dengan pemerintah ataupun pihak legislatif untuk membicarakan tarif tersebut,” kata Tasbin Tajuddin, Jumat (3/4/2015).
Tak hanya tarif angkot, tidak adanya organisasi angkutan darat (Organda) di Konsel yang bisa menahkodai seluruh AKDP di wilayah ini juga menjadi sorotan politisi asal Golkar ini. Jika ada peraturan yang telah dibuat sebelumnya dalam bentuk Peraturan Daerah (Perda) kata Tasbin, maka pihaknya bersama dinas terkait akan membentuk organda agar apa yang menjadi keluhan masyarkat dapat terselesaikan.
“Kita belum ada acuan untuk membentuk organda di Kabupaten ini, jangan sampai salah mengambil keputusan kita di tertawakan. Oke saja, namanya aspirasi masyarakat yang harus diperjuangkan tetapi ini tidak terlepas dari petunjuk tekhnis (Juknis). Tiba-tiba kita mengajukan ada yang bilang kok dewan banyak sekali yang dipusingkan,” ujar politisi Golkar ini kepada awak Zonasultra.com.
Tasbin Tajuddin bahkan sudah pernah melayangkan surat dalam bentuk rapat kerja kepada Dishub Konsel namun pihak terkait (Dishub) tidak menghadirinya padahal banyak permasalahan yang harus dibicarakannya. 
“Maraknya sekarang pihak masyarakat yang merasa dirugikan soal tarif yang bervariasi sehingga kami panggil Dishub namun sampai hari ini belum hadir. Maksud saya sebagai pegangan kita sudah ada langka awal untuk mengantisipasi permasalahan yang ada di masyarkat,” tutup Tasbin.
Sementara itu, seorang warga Desa Roraya Kecamatan Tinanggea mengatakan, tarif angkutan yang harus dibayarnya berbeda-beda tergantung sopir. Dari Terminal Baruga ke rumahnya, kadang ia dibebani Rp 50.000 hingga Rp.60.000.
“Kalau sopirnya kenal kita itu paling dikasi bayar Rp.50 ribu tetapi kalau tidak kadang dikasi mahal,” kata warga yang tidak mau disebutkan namanya ini. (Efan)