ZONASULTRA.COM, KENDARI – Keterbatasan fisik yang dialami Muhammad Yusran (26) dan Hafiah Rahman (29), tak menjadikan mereka minder dan malu untuk menunjukkan bakat dan potensi mereka diajang Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) nasional ke-26 di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Muhammad Yusaran dan Hafiah Rahman merupakan peserta MTQ di cabang pertandingan Tilawah Alquran golongan tuna netra putra dan putri. Keduanya saat ini mengikuti kegiatan pelatihan yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) bersama Kementerian Agama (Kemenag) Kantor Wilayah (Kanwil) Sultra di hotel Fauziah, Jalan Malik Raya.
Muhammad Yusran mengungkapkan, dirinya telah siap untuk mengikuti kegiatan MTQ nasional, dalam beberapa hari ini dirinya telah mempersiapkan pelatihan fisik dan mental. Latihan fisik itu mulai dari berolahraga hingga latihan pernafasan, sedangkan untuk latihan mental dirinya selalu berdoa dan bertawakal kepada Allah SWT.
“Insya Allah saya sudah siap, dan saya bangga bisa mewakili Sultra ditingkat nasional untuk kedua kalinya dan doakan saya bisa menang nanti disana,” ungkap Muhammad Yusran sambil tersenyum dengan keterbatasan mengeluarkan kata-kata saat ditemui di lokasi pelatihan peserta MTQ Nasional, Kamis (21/7/2016).
Muhammad Yusran, merupakan warga Desa Ulunduo, Kecamatan Aere Kabupaten Kolaka Timur (Koltim) Sultra dan sehari-harinya berkebun dan tinggal bersama keluarganya. Tetapi kedua orang tua Yusran, berdomisili di Desa Palae, Kecamatan Sinjai, Kabupaten Sinjau, Sulawesi Selatan (Sulsel) yang keseharian mereka bekerja sebagai petani.
Yusran menyukai seni tilawah sejak tahun 2000 silam, saat dirinya masih duduk dibangku sekolah dasar di Sinjai. Awalnya, ia hanya suka mendengar suara dan nyanyian Alquran dari televisi, radio dan masjid. Memutuskan untuk mendalami ilmu tilawah akhirnya, terus belajar setiap saat ketika ada waktu luang.
Anak pasangan dari Sultan dan Siti Rabiah ini, pindah ke Koltim pada tahun 2012, kemudian terus mengembangkan bakat dan potensinya pada hafalan surat pendek sebelum akhirnya memutuskan untuk mengikuti ajang tilawah quran pada MTQ Provinsi Sultra tahun 2012. Yusran berhasil meraih juara 3, kemudian dirinya meraih juara 1 pada MTQ Provinsi di Bombana dan terkahir tahun 2016 juara 1 MTQ Provinsi di kota Bau-bau di cabang pertandingan yang sama.
Disamping itu, Hafiah Rahman, warga Desa Lakudo, Kabupaten Buton, merupakan perwakilan cabang yang sama dengan Yusran untuk kategori putri. Lahir pada tahun 1987, Hafiah sama sekali belum pernah mengenyam bangku pendidikan akibat cacat yang dialaminya.
Ia menuturkan, sangat bangga kembali menjadi perwakilan Sultra di lomba tilawah quran kategori tuna netra. Hal ini merupakan prestasi yang membuat kedua orang tuanya bangga pada dirinya.
“Alhamdulilah persiapan saya lakukan seperti teman tadi, iya saya sudah berapa kali ikut ajang ini dan pernah menang juga ditingkat nasional,” ungkapnya sambil terbata dan sulit untuk mengeluarkan kata-kata dari bibirnya.
Anak pertama dari 7 bersaudara ini, menyukai seni membaca Al Quran sejak dirinya masih kecil. Awalnya, ia hanya suka mendengar bacaan ayat suci Alquran di televisi dan dari ustad yang menjadi guru mengaji di kampung halamannya.
Kedua orang tuanya yang bernama Abdul Rahman dan Mariam, kesehariannya ibunya bekerja sebagai penjual kue, sedangkan sang ayah saat ini sudah tidak bisa beraktivitas karena sakit-sakitan. Meskipun begitu Ibu dari Hafiah Mariam, selalu mendampinginya setiap mengikuti perlombaan MTQ sejak tahun 1997.
Mariam mengungkapkan, dirinya bangga dan bersyukur karena memiliki anak sepandai Hafiah. Tak pernah membayangkan bila Hafiah dapat menjadi perwakilan Sultra di ajang-ajang MTQ nasional sejak tahun 1997 lalu.
“Iya betul dia agak sulit berkomunikasi apalagi dia pemalu dan belum biasa dengan orang baru jadi mohon dimaklumi,” ungkap Mariam.
Hafiah Rahman telah mengikuti perlombaan MTQ tingkat nasional sejak tahun 1997 yang dilaksankan di Provinsi Jambi untuk cabang hafalan, kemudian di tahun 2000 ia juga mengikuti MTQ di cabang yang sama di kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng).
Pada MTQ di provinsi Banten tahun 2008, ia berhasil meraih juara harapa I untuk cabang tilawah quran.
Dii tahun 2016 ini, dirinya bersama Yusran dipilih untuk mewakili Sultra pada ajang MTQ Nasional ke-26 di Provinsi NTB, Mataram. Keduanya berharap bisa mengharumkan nama daerah Sultra di kancah nasional.
Tak lupa, Muhammad Yusran menambahkan untuk semua teman-teman yang mengalami nasib yang sama seperti mereka berdua, jangan menjadikan keterbatasan fisik sebagai penghalang untuk menunjukkan bakat dan prestasi yang kita miliki.
“Jauhkan malu, percaya diri dan ikhlas kepada Tuhan, Insya Allah kita bisa berikan yang terbaik Amin,” tuturnya dengan nada semangat sebelum mengakhiri wawancara dengan sejumlah media. (A)
Reporter : Ilham Surahmin
Editor : Kiki