ZONASULTRA.COM, TIRAWUTA – Seorang balita bernama Husna (2), warga desa Lawolatu, Kecamatan Ngapa, Kabupaten Kolaka Utara (Kolut) tampak asyik bermain sedang bersama sepupunya di depan pintu rumah neneknya. Sesekali ia menangis sambil berlari ke arah ibunya, Fitri (21) manakala diganggu oleh empat sepupunya.
Sebuah pembalut luka (perban) masih nampak melekat di pipi kirinya, bekas gigitan anjing gila pada Selasa (5/2/2019). Anak kedua pasangan Faisal dan Fitri itu seperti tak merasa kesakitan setelah menjalani operasi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Djafar Harun Kabupaten Kolut.
“Namanya juga anak-anak pak. Seperti tidak sakit dia rasa, “tutur Fitri saat ditemui awak Zonasultra.com, Senin (11/2/2019) sekitar pukul 16.58 wita.
Fitri rutin membawa anaknya ke Puskesmas Lawolatu untuk mengganti perban. Hal itu guna menghindari adanya pembusukan bakteri/kuman di bekas luka operasi.
Fitri menceritakan, peristiwa naas yang menimpa anaknya bermula pada Selasa (5/2/2019) sekitar pukul 09.30 wita ketika ia bersama pergi mencuci pakaian kotor di Taman Kanak-kanak (TK) Lawolatu yang jaraknya tidak jauh dari rumahnya. Kebetulan saat itu, air kran di rumahnya tak mengalir. Selama ini, jika air kran tidak mengalir, Fitri acap kali mencuci pakaian di TK tersebut.
“Begitu sampai disana, saya langsung mencuci, sedangkan anak saya bermain di belakangku. Hari itu kebetulan tidak ada orang karena anak TK sementara libur. Saya hanya berdua dengan anak saya,” kenang Fitri.
Lanjutnya, baru menyelesaikan beberapa pakaian kotor, tiba-tiba datang seekor anjing berwarna putih langsung menerkam dan menggigit pipi kiri Husna.
” Saya liat dia sedang menangis karena digigit anjing gila. Begitu saya berdiri, anjing itu langsung lari. Tidak sempat saya pukul atau lempari,”ujar Fitri.
Panik bercampur sedih mewarnai benak dan hati Fitri. Tanpa menunda waktu, ia segera melarikan anaknya ke Puskesmas. Namun oleh pihak Puskesmas dirujuk ke rumah sakit Djafar Harun di Lasusua. “Dia dioperasi pak. Kata dokter lukanya sampai 100 jahitan, “ucap Fitri.
Untungnya, selama penanganan pihak rumah sakit, orang tua Husna tak mengeluarkan gocek utamanya untuk obat-obatan yang dibutuhkan. “Kami hanya membayar biaya operasi sebesar 4 juta,”ungkap Fitri.
Di desa Lawolatu, lanjut Fitri, memang banyak warga yang memelihara anjing. Anjing tersebut dipelihara sebagai penjaga rumah maupun pengusir hewan penganggu tanaman di kebun mereka.
Fitri membeberkan, kerap mendengar cerita keluarga ataupun tetangganya tentang kasus gigitan anjing gila. Bahkan katanya, tahun kemarin delapan orang telah digigit anjing gila dan satu diantaranya meninggal dunia.
“Ada juga tetangga disini sempat digigit tangannya,”ungkapnya. (a)