Duta Besar LBBP RI untuk Yordania dan Palestina Beri Kuliah Umum di UHO

kuliah-umum-di-uho-duta-besar-lbbp-ri
Suasana kuliah Umum dengan tema jejak Indonesia di Tanah Para Nabi oleh Duta Besar LBBP Republik Indonesia untuk Kerajaan Yordania merangkap Negara Palestina, Teguh Wardoyo kepada puluhan mahasiswa dan dosen Universitas Halu Oleo Kendari, di Ruang Senat Rektorat, Rabu (19/10/2016).
kuliah-umum-di-uho-duta-besar-lbbp-ri
Kuliah Umum : Suasana kuliah umum dengan tema jejak Indonesia di Tanah Para Nabi oleh Duta Besar LBBP Republik Indonesia untuk Kerajaan Yordania merangkap Negara Palestina, Teguh Wardoyo kepada puluhan mahasiswa dan dosen Universitas Halu Oleo Kendari, di Ruang Senat Rektorat, Rabu (19/10/2016). (Sitti Nurmalasari/ZONASULTRA.COM)

 

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Duta Besar LBBP RI untuk Kerajaan Yordania merangkap Palestina, Teguh Wardoyo memberikan kuliah umum kepada mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) di Ruang Rapat Senat lantai IV Gedung Rektorat UHO, Rabu (19/10/2016). Kuliah umum tersebut bertema “Jejak Indonesia di Tanah Para Nabi.

Menurut Teguh, Yordania bukanlah negara besar yang memiliki kekayaan berlimpah. Namun dapat memperkuat sumber daya manusianya, walaupun dengan sumber daya alam yang terbatas. Masyarakat saat itu memahat gunung-gunung batu, agar menjadi tempat tinggal.

Dalam kuliah umumnya, Duta Besar ini menjelaskan jika Yordania sejak abad ke-7 telah berada di bawah pemerintahan Islam dan budaya Arab. Namun menjadi pengecualian pada masa pemerintahan Ingris yang singkat.

Di Yordania, katanya, terdapat 27 objek yang berhubungan langsung dengan sejarah Islam seperti lokasi perang Mutah dan Yarmouk serta masjid. Dia juga mengungkapkan jika di daerah panas seperti Yordania yang tidak dapat ditumbuhi tanaman, memiliki satu pohon yang dinamai Pohon Nabi.

“Pohon tersebut digunakan untuk berlindung dari panas terik matahari saat musim kemarau,” jelasnya.

Sesuai dengan konstitusi negara, lanjut dia, Indonesia terus berupaya dengan baik membantu dan mendukung perjuangan rakyat Palestina untuk merdeka. Sedangkan untuk negara Yordania, sebisa mungkin menjaga hubungan baik di berbagai bidang seperti bidang ekonomi. Mengingat, perang yang sedang berlangsung dan ditutupnya perbatasan, menyulitkan rakyat dalam mendapatkan kebutuhan.

“Sebagai duta besar, saya sebisa mungkin untuk menjembatani kesulitan yang ada di dua negara tersebut, dengan potensi yang dimiliki Indonesia. Dengan produk yang dimiliki tersebut, barangkali dapat memenuhi kebutuhan mereka (rakyat Palestina dan Yordania),” ungkap Teguh.

Lebih lanjut ia menjelaskan, Indonesia juga membantu perjuangan Palestina dapat diakui di lingkup organisasi PBB di New York. Selain itu, setelah diterima, Pemerintah Indonesia juga membantu agar bendera Palestina dapat dikibarkan di forum tersebut. Mengaktifkan perundingan-perundingan yang mandet di beberapa forum seperti pertemuan Perancis yang digagas untuk mencapai perdamaian Palestina dan Israel.

Warga Negara Indonesia yang berada di Palestina sekitar 30 orang yang menetap. Sedangkan yang datang berkunjung wisata religi baik itu Islam maupun Nasrani sekitar 50 ribu orang sejak 2015 lalu.

“Banyak wisatawan yang ingin datang berkunjung namun dipersulit dalam mendapatkan visa. Adapun ketika sudah mendapatkan visa, wisatawan masih dipersulit saat memasuki perbatasan. Tidak mudah memang berhadapan dengan negara penjajah,” jelasnya.

Rektor UHO Usman Rianse yang hadir dalam kuliah umum itu mengaku sangat senang atas kehadiran Duta Besar LBBP ini ke UHO. Dia berharap kedatangan Teguh Wardoyo dan rombongan dapat memberi inspirasi untuk dosen dan mahasiswa UHO. (A)

 

Reporter : Sitti Nurmalasari
Editor : Jumriati