ZONASULTRA.COM, KENDARI – Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Tenggara mencatat nilai tukar petani (NTP) pada Februari 2017 sebesar 97,26 persen. Jumlah tersebut turun 0,48 persen dibandingkan Januari 2017 sebesar 97,72 persen.
Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Sultra Surianti Toar mengatakan indeks NTP masing-masing subsektor tercatat tanaman pangan sebesar 93,33 persen, holtikultura 90,68 persen, tanaman perkebunan rakyat 93,93 persen, peternakan 105,95 persen, perikanan 114,10 persen, nelayan 120,91 persen, pembudidaya ikan 97,94.
“Yang mempengaruhi dari masing-masing subsektor yaitu harga gabah, padi, palawija, bahan makanan jadi, naiknya harga sayuran-sayuran dan buah-buahan, bahan makanan, harga bibit,” kata Surianti saat rilis statistik di Kantor BPS Sultra, Rabu (1/3/2017).
Sementara, nilai tukar usaha pertanian (NTUP) mengalami penurunan sebesar – 0,54 persen. Dibandingkan Januari 2017 sebesar 107,18 persen, pada Februari 2017 menjadi 106,61 persen.
Kata Surianti, indeks NTUP masing-masing subsektor tercatat tanaman pangan 102,99 persen, holtikultura 101,61 persen, tanaman perkebunan rakyat 102,66 persen, peternakan 113,80 persen, perikanan 125,13 persen, nelayan 132,28 persen, dan pembudidaya ikan 107,95 persen.
“Tanaman perkebunan rakyat dan peternakan dipengaruhi oleh harga obat-obatan, sewa lahan, dan harga bibit,” jelas Surianti.
Dia melanjutkan, di Provinsi Sultra tercatat inflasi pedesaan sebesar 0,34 persen. Hal ini terjadi, karena adanya kenaikan indeks harga pada bahan makanan 0,03 persen, makanan jadi 0,14 persen, perumahan 1,11 persen, sandang 0,46 persen, kesehatan 0,53 persen, pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,87 persen, serta transportasi dan komunikasi 0,66 persen. (B)
Reporter : Sitti Nurmalasari
Editor: Jumriati