ZONASULTRA.COM,PASARWAJO-Janji Kementerian Parawisata untuk menjadikan Festival Budaya Tua Buton masuk kalender 100 even Wonderful Indonesia ternyata tidak membuat Pemda Buton, Sulawesi Tenggara (Sultra) tertarik membahasnya. Itu malah dianggap sudah cerita lama dan kesannya tidak terlalu istimewa.
“Ah, biasa ji itu. Bukan sesuatu yang menggembirakan. Kita sudah biasa dengar itu,” sindir Zainuddin Napa, Kepala Dinas Parawisata Buton, Selasa (28/8/2018). Menurutnya, rencana memasukan iven festival Budaya Tua Buton ke kalender iven nasional sudah lama didengar, bahkan sudah harus terlaksana tahun 2016 lalu.
“Tahun 2016 itu sudah harus terlaksana, tapi even itu dialihkan ke Pemprov Sultra lewat program Halo Sultra,” kata pria ini. Mantan Kepala Kantor Penghubung Pemda Buton di Kendari itu menuding ini adalah permainan Provinsi Sultra yang menggantikan dengan Halo Sultra.
(Baca Juga : Festival Budaya Tua, Tradisi Buton Memperkuat Pesona Indonesia)
Padahal, kata dia, Halo Sultra bukan ivent namun ulang tahun provinsi, dimana kegiatan itu hanya menunjukan atau menonjolkan prestasi pejabat dan pembangunan. Sedangkan, festival budaya tua menonjolkan kebudayaan yang diwariskan bukan pejabat atau pembangunan.
“Akibat itulah pada tahun 2017 lalu dia geser kalender nasional iven festival Budaya tua menjadi Halo Sultra. Maka dari itu pernyataan Kemenpar dan pihak Pemprov Sultra itu bagi saya biasa-biasa tidak terlalu menggembirakan,”jelas kata Zainuddin Napa.
Sebab indikator dari ivent itu adalah berapa kunjungan wisatawan nasional maupun internasional yang datang menyaksikannya. Kalau Halo Sultra itu kalau tidak ada dari Kabupaten/Kota se Sultra siapa yang kunjung.
(Baca Juga : Lomba Dayung Meriahkan Festival Budaya Tua Buton)
Berbeda ivent Festival Budaya Tua Buton tiap tahunnya sejak tahun 2013 sampai sekarang, itu banyak penggungjungnya baik itu wisatawan nasional maupun internasional.
Jadi kalender ivent yang diusulkan oleh pemerintah provinsi itu tidak murni. Maka dari itu kami pemerintah Kabupaten Buton tidak terlalu merespon itu dan menganggap biasa-biasa saja, kalaupun ivent Festival itu masuk dalam kalender 100 wonderful Insonesia.(B)