Festival Kande-kandea Tolandona Akhir April 2023, Ini Agendanya

Festival Kande-kandea Tolandona Akhir April 2023, Ini Agendanya
Poster Festival Kande-kandea Tolandona

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Festival Kande-kandea Tolandona bakal digelar pada 27 hingga 29 April 2023 di Kecamatan Sangia Wambulu Kabupaten Buton Tengah (Buteng). Festival baru saja masuk dalam Kalender Event Nasional (KEN) ini bakal meriah dengan berbagai agenda kegiatan.

Hari pertama, adalah lomba pentas seni berupa Tari Tradisional, Musik Gambus, termasuk Kabhanti. Ini dimaksudkan bahwa masyarakat Tolandona merupakan masyarakat yang menghargai seni dan budaya yang berakar pada tradisi Kesultanan Buton yang kuat.

Hari kedua, akan dilaksanakan lomba adu ketangkasan yakni renang, selam, lari, lempar, dayung, perahu ketinting, dan manca (bela diri tradisional). Ini dimaksudkan bahwa pembinaan jiwa kesatria sangat diperlukan oleh masyarakat Tolandona yang memiliki posisi sebagai pengawal pintu terakhir keutuhan Kerajaan Kesultanan Buton pada masa itu.

Hari ketiga, adalah tarian rakyat kolosal dengan urutan persembahan: 1. Tari La Naga yang diiringi Lagu Mande-mande untuk mengantar para kesatria ke medan perang 2. Tari Kande-kandea untuk menyambut para kesatria kembali dari medan juang yang dijamu dengan adab Kande Tompa sambil mendengarkan nasehat/petuah para tetuah adat 3. Tari Mencei, Tari perang tradisional yang melibatkan penari dari 4 penjuru dengan jarak 500 meter setiap penjurunya.

Sementara, Kande-kandea merupakan pesta makan formal yang akan dilakukan pada siang hari setelah sajian tari tradisional kolosal. Lalu, acara Kande Tompa yakni ajang muda-mudi dalam pencarian jodoh akan dilakukan pada malam harinya.

Sebagai informasi, Tradisi Kande-kandea merupakan pesta rakyat tahunan yang dilaksanakan oleh masyarakat Tolandona untuk menyambut dan merayakan kemenangan para kesatria yang bertugas menjaga keutuhan wilayah Kesultanan Buton.

Tradisi tersebut masih terpelihara dengan baik sampai sekarang di mana warga masyarakat memberikan sebagian dari apa yang mereka peroleh sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah swt.

Kande-kandea diperkenalkan sekitar tahun 1597 pada saat kepemimpinan Sultan Buton Ke-IV Dayanu Ihksanuddin dan Imam Masjid Agung Keraton Sangia yi Wambulu. Pesta Rakyat Kande-kandea dikemas sesuai dengan nilai ajaran Islam yang dilaksanakan sekitar seminggu setelah Idulfitri sebagai ajang silatuhrahmi atau halal bilhalal antara para perangkat kerajaan, perangkat masjid dan masyarakat.

Festival Kande-kandea Tolandona bertujuan untuk menjaga tradisi leluhur yang telah terlaksana sejak ratusan tahun lalu. Semula event ini bertujuan untuk menyambut dan merayakan kemenangan kesatria yang bertugas menjaga keutuhan wilayah Kesultanan Buton yang kemudian menjadi event tahunan perayaan para perantau masyarakat Buton Tengah yang pulang kampung ke daerahnya sebagai ajang silaturahmi dan pencarian jodoh.

Festival itu juga sebagai bentuk rasa syukur atas kehadirat Allah Swt bagi masyarakat Tolandona khususnya, dan kepada masyarakat Buton Tengah pada umumnya melalui penyajian aneka macam tradisional khas Buton Tengah.

Kepala Bidang Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Buteng, Rahayu Yoseph Paulus mengatakan event tersebut telah siap dilaksanakan. Pihaknya berusaha maksimal untuk mensukseskan acara ini, misalnya 160 penari kolosal tradisional telah siap tampil di puncak acara.

“Untuk empat jenis tarian itu ada tim penarinya, ada 160 orang termasuk tim gendang dan musik. Mereka anak-anak SMP dan SMA yang memang berasal dari Tolandona. Ada istilah di mereka, ‘begitu bisa jalan, anak-anak itu sudah bisa nari’,” ujar Rahayu melalui telepon, Senin (17/4/2023).

Terkait pemenuhan kebutuhan pengunjung dari luar daerah berupa penginapan, yang dapat digunakan adalah homestay. Bila pengunjung ingin menginap di hotel maka harus ke luar Tolandona yakni di Lombe dan Lakudo. Dua tempat ini dapat ditempuh dalam waktu 20 menit dari lokasi event.

Kemudian festival itu juga ditunjang dengan jalan darat yang mulus baik dari arah Baubau maupun Muna. Dari arah Baubau ini harus lewat perairan, di mana transportasi Feri dan kapal pengangkut penumpang (speed dan jarangka) beroperasi 24 jam.

Terdapat dua venue utama dalam event itu yakni di pelataran Pelabuhan Feri Tolandona dan di Lapangan Bola Lamedadi Tolandona. Di Pelabuhan digelar Pameran UMKM dan usaha kepariwisataan yang berlangsung selama tiga hari. Sementara di lapangan bola adalah tempat acara puncak Kande-kandea. (*)


Editor: Muhamad Taslim Dalma

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini