FAO Ajak Generasi Muda Sultra Jangan Malu Makan Olahan dari Sagu

Festival Kuliner Sagu, FAO: Jangan Malu Makan Sinonggi
FESTIVAL SAGU - Foto bersama tim dari FAO, Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Sultra bersama panitia dan pengisi acara festival usai pelaksanaan pembukaan festival kuliner, Minggu (5/11/2017) di Swiss Belhotel Kendari. (ILHAM SURAHMIN/ZONASULTRA.COM)

Festival Kuliner Sagu, FAO: Jangan Malu Makan SinonggiFESTIVAL SAGU – Foto bersama tim dari FAO, Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Sultra bersama panitia dan pengisi acara festival usai pelaksanaan pembukaan festival kuliner, Minggu (5/11/2017) di Swiss Belhotel Kendari. (ILHAM SURAHMIN/ZONASULTRA.COM)

 

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Food and Agriculture Organization (FAO), lembaga pangan dan pertanian dunia yang berada di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menilai keberadaan sagu di Sulawesi Tenggara (Sultra) harus menjadi kebanggaan masyarakat Bumi Anoa.

Assistant FAO Representative Indonesia Ageng Setiawan Herianto mengatakan, saat ini tanaman sagu merupakan salah satu komoditi yang menjadi perhatian pemerintah pusat melalui kebijakan strategi pengembangan diversifikasi pangan lokal.

“Jadi kalian semua harus bangga dengan sagu di Sultra, apalagi anak muda jaman now,” ungkap Ageng saat memberikan sambutan dalam acara Festival Kuliner Sagu, Minggu (5/11/2017) di Swiss Belhotel Kendari.

Ia menjelaskan, Indonesia merupakan negara terbesar pertama di dunia yang memiliki potensi lahan sagu sekitar 1,2 juta hektar. Jika potensi ini tidak dijaga dan dikembangkan oleh pemerintah dan generasi muda, maka keberadaannya akan sia-sia saja.

Saat ini, kata Ageng, negara tetangga Malaysia sudah banyak menggunakan bahan sagu untuk keperluan industri. Ia takutkan nasib sagu jika tidak diperhatian akan sama dengan nasib budaya Indonesia yang diklaim bangsa lain.

“Ayo jangan malu makan makanan dari sagu, kita punya hak untuk menjaganya,” kata Ageng.

Apalagi di bidang kesehatan, sagu ternyata memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh manusia.

Sementara itu, Kepala Pusat Penganekaragman Konsumsi dan Keamanan Pangan Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian (Kementan), Tri Agustin Satriani mengatakan, tahun 2018 pemerintah akan memberikan anggaran kepada Pemerintah Daerah Kolaka dan Buton Selatan (Busel) untuk pengembangan pangan lokal sagu dan ubi kayu.

“Ini kita akan buatkan website dan semua informasi pangan lokal se-Indonesia akan masuk di sistem sehingga mudah diketahui, dan saat ini kami gencar untuk itu,” ungkapnya usai acara pembukaan Festival Kuliner Sagu.

Untuk diketahui, dalam kegiatan Festival Kuliner Sagu ini banyak hidangan yang disajikan oleh pelaku usaha seperti makanan sagu yang dibuat rasa makanan Chinese, Jepang, Arabian dan Indonesia.

Salah satu bintang tamu dalam acara ini, Ovil Finalis Stand Up Comedy Indonesia asal Sultra, mengatakan anak muda tidak perlu malu makan sinonggi atau jenis olahan lain dari Sagu. Sebab, sagu merupakan makanan khas asal daerah yang harus terus dijaga kelestariannya.

“Mending makan sagu, ketimbang makan makanan yang tidak sehat, apalagi narkoba,” ungkapnya saat tampil di hadapan tamu undangan. (B)

 

Reporter : Ilham Surahmin
Editor : Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini