Ganasnya Politik Uang di Kendari Akan Dibahas Akademisi se-Indonesia di UGM

Ganasnya Politik Uang di Kendari Akan Dibahas Akademisi se-Indonesia di UGM

Ganasnya Politik Uang di Kendari Akan Dibahas Akademisi se-Indonesia di UGM

 

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Ganasnya praktik politik uang dalam Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Kendari 2017 akan jadi pembahasan dalam sebuah workshop di Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta pada 15 Maret 2016 mendatang.

Hasil riset politik uang Pilwali akan dipresentasikan oleh pakar komunikasi politik Sulawesi Tenggara (Sultra) Najib Husen. Peserta workshop dari seluruh Indonesia yakni perwakilan peneliti dari masing-masing daerah Pilkada 2017. Penelitian-penilitian itu didanai oleh UGM dan salah satu universitas di Australia.

Najib mengatakan risetnya dalam Pilwali Kendari fokus pada pasangan calon (paslon) Wali Kota Kendari Mohamammad Zayat Kaimoeddin-Suri Syahriah Mahmud (Derik-Syahriah). Hipotesis dalam riset yakni tentang pemilih-pemilih fanatik dan kekuatan politik etnis Muna yang hanya memiliki 1 perwakilan yakni Derik.

“Hipotesis awal saya bahwa yang namanya politik etnis itu mempunyai kekuatan sangat besar untuk memenangkan salah satu paslon, ternyata itu tidak terbukti. Perkiraan bahwa politik etnis itu sangat kuat dan kental gugur dengan sendirinya karena politik uang,” kata Najib yang juga akademisi Universitas Halu Oleo Kendari, melalui telepon selulernya di Makassar, Rabu (8/3/2017).

Data-data yang dikumpulkan yaitu dari yang berkembang di media sosial selama proses Pilwali. Selain itu, data juga diperoleh dari laporan dan temuan yang diproses panitia pengawas pemilihan (Panwaslih) dan pihak terkait lainnya.

Najib menyebutkan kantong-kantong suara Derik sangat lemah begitu dimasuki praktik politik uang. Seperti yang terjadi di Gunung Jati sebagai basis terkuat Derik juga ternyata bisa sangat dipengaruhi politik uang.

Fenomena politik uang tersebut sangat mengkhawatirkan sebab kekuasaan kelak akan terpasung dengan kepentingan pihak yang mensponsori politik uang. Kata Najib, bisa jadi program-program kerja paslon wali kota terpilih akan diatur oleh sponsor.

Najib yang telah meraih Doktor (S3) Komunikasi Politik UGM ini mengatakan praktik politik uang sebenarnya terjadi dalam setiap perhelatan Pilkada, hanya memang sedikit yang dapat diungkap. Penyebab lancarnya politik transaksional karena masyarakat pemilih menganggap hal itu tidak penting dan biasa.

“Itulah pentingnya pendidikan politik bagi masyarakat bahwa jangan memilih pemimpin yang berperilaku kotor dengan politik uang. Namun itu yang belum lahir di Kota kita Kendari. Kejadian Pilwali menjadi sebuah bukti bahwa hipotesis apapun yang kita bangun, semua habis karena politik uang,” ujar Najib. (B)

 

Reporter : Muhamad Taslim Dalma
Editor : Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini