ZONASULTRA.COM, BERAU – Pemerintah Kabupaten Berau, Kalimantan Timur mulai meninggalkan cara konvensional untuk mempromosikan destinasi wisatanya. Kemajuan teknologi yang sudah sangat pesat membuat Pemkab Berau memilih beradaptasi dengan perkembangan zaman.
Hal itu dibuktikan ketika Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Berau, yang menggelar pelatihan operator e-tourism Geograpic Information System (GIS) di Hotel Nirwana Tanjung Redeb, Senin (5/6).
Pelatihan itu diikuti perwakilan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dari 13 kecamatan se-Kabupaten Berau. Kepala Disbdupar Berau Mappasikra Mappaseleng mengatakan, GIS bakal menyediakan informasi dan menampilkannya dalam bentuk visual serta deskripsi tentang lokasi pariwisata secara lengkap.
“GIS ini bukan hal baru. Namun, memang baru diterapkan di Berau. Dengan program ini kami berharap tidak ada lagi miskomunikasi dengan wisatawan. Selain itu, kami juga bisa melakukan pendataan secara akurat tentang kunjungan wisatawan, objek mana saja yang paling banyak dikunjungi,” jelas Mappasikra.
Dia menyadari destinasi wisata di Berau memiliki pesona yang luar biasa. Di antaranya, Danau Labuan Cermin di Bidukbiduk, Pulau Derawan, Maratua, Kakaban, dan Sangalaki. Menteri Pariwisata Arief Yahya pernah ke beberapa lokasi itu selama bekerja di PT Telkom Indonesia. Kesannya?
(Baca Juga : Tour de Singkarak Dipastikan Digelar 10-18 Oktober 2017)
“Bagus sekali. Naturenya sebagai destinasi wisata bahari sangat bagus, culture-nya juga kuat, tinggal dibuat lebih agresif di manmade, agar destinasi ini lebih hidup, lebih berkembang, dan lebih mendunia,” kata Arief Yahya.
Syarat pengembangan destinasi itu ada 3A, Atraksi, Akses, Amenitas. Ketiganya harus diperkuat, sebelum dipromosikan besar-besaran ke berbagai platform media. “Tinggal dilihat saja, bottlenecking-nya ada di mana? Apakah di akses, yang membutuhkan dua kali penerbangan? Apakah amenitas, hotel, resto, café dan lainnya? Jangan sampai setelah dipromosikan banyak orang yang tertarik tetapi tidak bisa masuk ke sana karena kapasitasnya kurang?” tuturnya.
Kepala Disbdupar Berau Mappasikra Mappaseleng menambahkan, masih banyak objek wisata air panas dan air terjun di daerah berjuluk Bumi Batiwakkal tersebut. Karena itu, objek-objek wisata tersebut harus dilengkapi dengan informasi yang jelas dan lengkap sehingga memudahkan travelista yang akan berlibur.
“Pariwisata merupakan industri yang menjanjikan peningkatan ekonomi, sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap sumber daya alam mineral,” imbuhnya.
(Baca Juga : STP Bali Jadi Tuan Rumah WCBM and Global Great Debate 2017)
Dia menambahkan, pendataan yang terkumpul dalam GIS akan menjadi acuan bagi pemkab untuk mengambil kebijakan dalam mengembangkan pariwisata. Dia juga berharap jaringan internet di objek-objek wisata tersebut tersedia dengan baik.
Jaringan internet, sambung Mappasikra, buka hanya untuk up date data GIS. Namun, juga untuk ajang promosi melalui media sosial oleh para wisatawan. “Kami hanya bisa berharap tahun mendatang tidak ada blank spot seperti di Pulau Kakaban dan Pulau Sangalaki,” kata Mappasikra. (*)