ZONASULTRA.COM, JOGLOSEMAR – Kementerian Pariwisata (Kemenpar) terus memperkenalkan destinasi Indonesia melalui program Familirazation Trip atau Famtrip. Kali ini memboyong tour travel and tour operator (TA/TO) dari India ke destinasi selain Bali. Sebanyak 15 orang TA/TO India di boyong ke destinasi Yogyakarta, Solo dan Semarang atau biasa disebut dengan Joglosemar pada 15-19 Juni 2017.
Deputi Pemasaran Mancanegara I Gde Pitana didampingi Asdep Bidang Pengembangan Pasar Asia Pasifik Vinsensius Jemadu mengatakan, Famtrip ini digelar agar wisatawan mancanegara (Wisman) dari India bisa menyentuh dan merasakan kehebatan Joglosemar. ”Karena Joglosemar juga destinasi yang sangat menarik, mereka harus kita perkenalkan budaya dan alam Joglosemar,” ujar Pitana yang didampingi Vinsensius.
Ke-15 TA/TO itu adalah Kanga Madhuri Erach (Ahura Travels), Godia Ramesh Harilal (Varun Worldwide Vacations), Bindra Hardeep Singh (Valcomm Travel Corp), Patel Disha Dashrathbhai (Escape Holidays), Somani Hiral Jigarbhai (Holiday Exotica), Shah Pooja Dhaval (Uniglobe Perfect Connections).
Lalu Chawla Sonia Raju (World of Wonders Travel Pvt Ltd), Aggarwal Naresh Kumar (Travelraze), Malhotra Narinder Kumar (Ekido Holiday Tours P Ltd), Kamboj Vipin (Uniglobe Indica Travel And Tours Pvt. Ltd), Tomar Meenakshi (Sundowner Travel Trailz Pvt. Ltd), Vinod Bala (Devika Travels Pvt Ltd), Pantle Ketaki (Serendipity and Beyond Tours LLP), Jain Saraogi Kuldeep (Raj Yatayat Pvt Ltd), Singh Pooja (Uniglobe Vinayaka Holidays).
Lebih lanjut Vinsensius menambahkan, saat ini tiga pintu masuk terbesar wisatawan mancanegara ada tiga. Yakni, Great Batam, Great Jakarta dan yang terakhir adalah Great Bali. ”Joglosemar juga sudah memiliki fasilitas yang mumpuni, akses, amenitas dan aksebilitas juga sudah mengalami perkembangan sangat baik,” ujar Vinsensius.
Hal itu dibenarkan oleh Kepala Bidang Perjalanan Wisata Pengenalan Pasar Asia Pasifik, Heri Retno Indrijani. Selain itu, Kemenpar juga telah berpengalaman menyiapkan skema Famtrip. Semua tamu pasti dibuat nyaman dari destinasi ke destinasi.
”Terutama kami juga terus merevitalisasi 10 destinasi wisata prioritas agar menjadi Bali baru di berbagai provinsi, destinasi prioritas termasuk Borobudur yang ada di pintu masuk Joglosemar. Ada tiga hal dasar yang dibenahi untuk merevitalisasi destinasi wisata yang sudah ada yaitu aksesibilitas, kenyamanan dan juga produknya,” kata dia.
Para TA/TO dari India itu dihari pertama menginap di Gumaya Hotel Tower Semarang dan diajak Dinner di Cascade Restaurant. Setelah itu akan diajak City Tour Lawang Sewu, Sam Po Kong, Batik Peranakan. Lunch di Mesastila Resort, Tour Mesastila Coffee Planatation dan pindah Hotel ke Plataran Borobudur Resort and Spa, Magelang. Selanjutnya makan malam di Stupa Restaurant Plataran.
Bukan itu saja, untuk hari ketiga, Kemenpar akan mengajak TA/TO India itu Experiencing Andong Village Tour, makan siang di Manohara Resort Borobudur, berkunjung ke Borobudur, belanja ke Mirota atau Malioboro dan menginap di Sheraton Mustika Yogyakarta Resort. Dan hari keempat, para TA/TO tersebut dibawa berkunjung ke Prambanan, Sewu dan Plaosan, makan di rumah makan Padang, kunjungan ke Gunung Merapi, dan keesokannya pulang ke India.
Vinsensius kembali memaparkan, Famtrip adalah salah satu strategi untuk menjaring kunjungan wisman India ke Indonesia, disamping mengikuti bursa-bursa wisata tetap yang ada di India. Kemenpar memang berpikir keras untuk mengubah para wisatawan asal India ini agar tidak selalu bertujuan ke Bali saja.
Menurut VJ, Joglosemar juga masuk daerah yang di-branding dalam pemasaran pariwisata internasional oleh Kemenpar. Ketiga daerah memiliki potensi di bidang budaya, belanja, dan kuliner, untuk mendongkrak kunjungan wisatawan mancanegara (wisman).
”Semoga mereka juga membuat paketnya ke Solo setelah mengetahui Jogja dan Semarang. Karena, salah satu alasan turis mancanegara datang ke Indonesia adalah melihat wisata alam budaya dan karya manusia,” tambah Heri Retno.
Dia memaparkan, wisata budaya menyumbang pasar terbesar mencapai 60 persen. Wisata budaya masih terbagi menjadi warisan budaya dan sejarah sebesar 20 persen, belanja dan kuliner 45 persen, serta wisata kota dan desa sebesar 35 persen.
Berdasarkan data tersebut, Kota Jogja, Solo, dan Semarang, layak masuk daftar daerah yang di-branding dalam pemasaran pariwisata internasional. Untuk branding pemasaran di mancanegara, Kota Jogja, Solo, maupun Semarang bisa mengusulkan pilihan tematik keunggulan daerahnya masing-masing. Seperti keris, batik, serta beragam kekayaan budaya maupun kulinernya.
”Bandara Adisucipto dan Ahmad Yani yang masuk great Yogyakarta memiliki kontribusi besar sebagai pintu masuk utama wisman. Bisa dikunjungi setelah dari Bali atau sesudah dari Semarang dan Jogja,” kata VJ dan Heri Retno.
(Baca Juga : Presiden Jokowi: Jaga Pertumbuhan Positif Pariwisata Bali)
“Jika ingin menggenjot wisman, maka akomodasi dan segala kelengkapannya harus disiapkan dengan baik juga,” katanya. VJ juga meminta agar mengaktifkan connection Joglosemar, di mana masing-masing bandaranya sudah berstatus internasional. “Jadi kelak orang mau ke Joglosemar, bisa via Adi Sucipto Jogja, Adi Sumarmo Solo dan Ahmad Yani Semarang, lalu dikoneksi melalui overland, jalur darat,” tandasnya.
Menpar Arief Yahya mengatakan, famtrip adalah satu cara memperkenalkan destinasi wisata yang sangat efektif. Peserta bisa merasakan atmosfer atau suasana batin di destinasi tersebut, lalu menceritakan kepada komunitas atau customersnya. Mereka bahkan bisa langsung menjual paket-paket khusus yang sudah pernah dia jalani selama famtrip itu. Mereka juga bisa bercerita kepada khalayak akan keistimewaan orang Indonesia dengan aneka perbedaannya.
“Jadi apa saja yang menjadi keunggulan destinasi kita bisa terekplorasi dengan akurat, lalu promosi apa yang cocok atas destinasi itu dengan lengkap. Ini model promosi yang cukup efektif, apalagi mereka adalah pelaku bisnis Pariwisata. Outputnya bisa langsung ke paket-paket wisata ke Joglosemar, dan mereka menjadi endorsernya,” kata Arief Yahya. (*)