ZONASULTRA.COM, PASARWAJO – Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara (Sultra), ingin melestarikan kerajinan tangan tanah liat atau gerabah masyarakat Katobengke lewat festival budaya tua. Pasalnya kerajinan tangan ini disebut hampir hilang.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Buton, La Ode Zainuddin Napa menjelaskan, untuk mengenalkan ke khalayak ramai, kerajinan gerabah akan dipertontonkan pada rangkaian acara festival nanti.
“Kerajinan yang diwarisi oleh warga Katobengke ini telah turun-temurun, sehingga pada pameran nanti mereka tunjukkan dari cara membuatnya hingga proses pembakaran sampai menjadi satu kerajinan tangan,” katanya, Kamis (15/8/19).
Warga Katobengke sendiri, merupakan sebuah rumpun dalam Kesultanan Buton tempo dulu. Saat ini mereka tersebar di seluruh kepulauan Buton, paling banyak di Kota Baubau.
Baca Juga : Ada Lomba Dayung Bagi Wisman di Festival Budaya Tua Buton
Menurut Zainuddin, kerajinan gerabah sangat penting dilestarikan karena salah satu kerajinan dari zaman Kesultanan Buton yang hampir punah. Saat ini, pengrajin gerabah tersisa 12 orang saja di Buton, itupun tinggal satu keluarga saja. Jika tidak diperhatikan maka dikhawatirkan akan punah dengan sendirinya.
“Pembuat gerabah ini tinggal 12 orang satu keluarga, makanya kita sebagai pemda punya kewajiban untuk melestarikan kerajinan tangan yang telah diwariskan turun-temurun oleh nenek moyang masyarakat Buton,” ucapnya.
Saat Festival Budaya Tua Buton VII yang akan dimulai 19 Agustus 2019, para penggiat gerabah akan diberikan tempat khusus bagian utara area pameran. Lokasi itu dianggap cukup baik dan mudah ditemui para pengunjung.
“Nantinya pembuatan gerabah akan menjadi tontonan tersendiri, karena mereka akan membakar gerabah menggunakan api unggun di sebelah utara pameran,” tutupnya. (B)