ZONASULTRA.COM, KENDARI – Fenomena Super Blue Blood Moon yang berlangsung tadi malam, Rabu (31/1/2018) tak lepas dari perhatian masyarakat Sulawesi Tenggara (Sultra).
Prakirawan Stasiun Meterologi Maritim BMKG Kendari, Adi Istiyono mengatakan, hasil pengamatan BMKG gerhana bulan di wilayah Sultra tak terlihat jelas karena tertutup awan.
“Tidak terlalu jelas juga karena tidak menggunakan alat seperti teropong. Menggunakan teropong malah sempurna terlihatnya karena jarak menjadi dekat,” ungkap Adi Istiyono melalui layanan WhatsApp, Kamis (1/2/2018).
Sesuai perkiraan puncak gerhana bulan terjadi pada pukul 21.00 Wita dan berlangsung sekitar setengah jam dengan total waktu fenomena Super Blue Blood Moon selama 5 jam.
Sementara lini masa media sosial facebook dihiasi dengan status lucu dari para netizen mengenai gerhana bulan yang berlangsung semalam.
Salah satu akun Yusron Sa’id Ramadhan menuliskan “Kalau gerhana bulan shalat gerhana bulan ah. Daripada dinonton ntar saya jadi serigala 😅😅😅,” tulisnya.
Akun lain Elita Noviyanti menuliskan “Orang pada sibuk sama gerhana klu sy sibuknya sama laporan aja 😃😃,” tulisnya.
Kemudian Dwi Jelvhayanti menuliskan “Gerhananya tidak kelihatan kalau dari rumah 🙈🙈, sepertinya memang harus diliad dari posisi yang enak… 😂 yang ada tempat ngopi2nya 😅,”.
Sementara Der Panzer Cendra Irawan menuturkan “ahh,,,, setiap malam juga hatiku Gerhana…. Tertutup cinta hitam hatimu tapi warga nga ada yang simpati tuh,” ungkapnya.
Akun Waroeng Bebsy menuliskan “PENGUMUMAN PENTING….HIMBAUAN DARI BMKG RI. Terkait dengan gerhana bulan nanti malam, kepada warga masyarakat, dimohon untuk tidak melihat langsung ke bulan, cukup melihat dr bumi saja.🤔 Demikian himbauan dr BMKG agar diperhatikan, trimakasih,” tukasnya.
Super Blood Blue Moon merupakan fenomena langka yang terjadi 150 tahun sekali karena ada tiga fenomena yang terjadi secara bersamaan. Pertama, super moon, blue moon (bulan purnama) dan gerhana bulan.
Disebut super moon karena jarak bulan masih terdekat dengan bumi. Sehingga purnama dan gerhana tampak lebih besar dari biasanya. Disebut blue moon karena ini purnama kedua pada bulan Januari, setelah 1 Januari lalu.
Serta gerhana bulan yaitu peristiwa disaat posisi bumi tepat berada di di antara matahari dan bulan yang memaksa sinar matahari untuk melewati atmosfer kemudian atmosfer akan menyaring sebagian cahaya berwarna biru sehingga yang tersisa adalah warna orange dan merah sehingga disebut blood moon.
Saat gerhana bulan total, bulan akan memasuki bayangan bumi sehingga tampak kemerahan. (B)
Reporter: Ilham Surahmin
Editor: Jumriati