ZONASULTRA.COM, KENDARI – Pengamat Politik dari Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Eka Suaib menilai, jika Gerindra mengusung Adriatma Dwi Putra di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) maka akan ada kesalahan dalam internal partai.
Ia mengungkapkan, sebelum Imran dilantik sebagai ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Gerindra Sulawesi Tenggara (Sultra), partai ini telah melakukan proses penjaringan bakal calon Walikota Kendari yang akan diusung sesuai dengan aturan partai. Namun, belakangan setelah pelantikan Imran, Gerindra kembali melakukan kocok ulang.
Eka menilai, proses seperti ini bisa melahirkan tradisi partai yang ingin menjadi penguasa. Meskipun, publik memastikan Gerindra akan mengusung ADP karena alasan ikatan emosional. Doktor politik lulusan Universitas Airlangga Surabaya ini mengungkapkan, tak seharusnya ke ADP karena jika Gerindra mengusung anak bungsu Walikota Kendari maka partai berlambang garuda emas tersebut telah terjebak pada pola partai politik yang hanya memiliki ambisi memenangkan pertarungan.
Dijelaskannya, partai politik itu harus memiliki sebuah nilai dan menjunjung tinggi sebuah mekanisme kelembagaan partai yang telah dibangun, bukan mengorbankan mekanisme yang ada.
“Sebenarnya kalau Gerindra dukung ADP, ini adalah permainan kartu mati, dan menurut saya seharusnya jangan ke ADP lebih baik ke figur lain saja,” ungkap Eka Suaib ditemui di ruangan kerjanya, Senin (22/8/2016).
Bila akhirnya Gerindra mengusung ADP, maka sama halnya penentuan mekanisme partai hanya berada pada tangan ketua umum saja dan mengabaikan mekanisme yang telah dibangun.
Namun, karena penentuan calon walikota masih cukup lama hingga September mendatang, Eka menambahkan semua calon masih berpeluang untuk mendapatkan pintu Gerindra baik ADP, Razak, Ishak dan Derik tergantung bagaimana komunikasi politik yang dibangun.
Berbeda dengan pendapat tersebut, pandangan berbeda diungkapkan oleh Dekan FISIP UHO Kendari, Bahtiar. Dia memastikan Gerindra tetap akan mengusung ADP di Pilwali Kendari tahun 2017 mendatang.
“Hampir bisa dipastikan ke ADP, publik sudah mengira ada sesuatu hal di dalamnya, jadi analisanya jangan terlalu jauh,” tukasnya. (B)
Reporter : Ilham Surahmin
Editor : Kiki