ZONASULTRA.COM, KENDARI – Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo menegaskan bahwa uang Rupiah Emisi 2016 yang dikeluarkan pada 19 Desember 2016 oleh BI, tidak ada simbol palu dan arit seperti yang dituding sejumlah organisasi masyarakat (Ormas).
Menurutnya, Uang NKRI tahun Emisi 2016 yang resmi dicetak, dikeluarkan dan diedarkan oleh Bank Indonesia (BI) adalah uang Negara Kesatuan Republik Indonesia (uang NKRI) yang ditanda tangani oleh Gubernur BI dan Menteri Keuangan adalah logo Bank Indonesia.
Agus menjelaskan, gambar yang dipersepsikan oleh sebagian pihak sebagai simbol palu dan arit atau lambang PKI adalah logo Bank Indonesia yang dipotong secara diagonal, sehingga membentuk ornamen yang tidak beraturan.
“Gambar tersebut merupakan gambar saling isi (rectoverso), yang merupakan bagian dari unsur pengaman uang rupiah,” kata Agus ditemui usai menghadiri serah terima jabatan Kepala Perwakilan BI Sultra, di Rujab Gubernur Sultra, Kamis (12/1/2017).
Dia menuturkan unsur pengaman dalam uang rupiah bertujuan agar masyarakat mudah mengenali ciri-ciri keaslian uang, sekaligus menghindari pemalsuan. Gambar rectoverso dicetak dengan teknik khusus sehingga terpecah menjadi dua bagian di sisi depan dan belakang lembar uang, dan hanya dapat dilihat utuh bila diterawang.
Lebih lanjut Agus menambahkan, rectoverso umum digunakan sebagai salah satu unsur pengaman berbagai mata uang dunia, mengingat rectoverso sulit dibuat dan memerlukan alat cetak khusus. Di Indonesia, rectoverso telah digunakan sebagai unsur pengaman Rupiah sejak tahun 1990-an.
“Sementara logo BI telah digunakan sebagai rectoverso uang Rupiah sejak tahun 2000,” ujar Agus.
Gubernur BI tersebut menegaskan pula bahwa Rupiah merupakan salah satu lambang kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk itu, Bank Indonesia mengingatkan kembali kepada masyarakat agar senantiasa menghormati dan memperlakukan uang Rupiah dengan baik.
Lebih lanjut Agus mengungkapkan, pihaknya telah melaporkan pihak yang telah menyebarkan berita bohong soal uang emisi yang dituding ada palu arit pada uang Rp 1000 ke pihak kepolisian.
“Bahwa Bank Indonesia sudah melaporkan kepada kepolisian ada penyebar berita kebohongan bahwa mencetak uang rupiah dilakukan di perusahaan swasta dilakukan Tiongkok itu adalah tidak benar,” terangnya.
Pihaknya mengaku tidak mengetahui persis pelaku penyebaran berita bohong itu, tentunya kepolisian yang akan melakukan penyelidikan. Sebab, berita bohong itu sudah menyebar luas di media massa. (B)
Reporter : Sitti Nurmalasari
Editor : Kiki