ZONASULTRA.ID, KENDARI– Sebanyak empat tim Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM) Program Studi (Prodi) Farmasi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Mandala Waluya (UMW) Kendari berhasil lolos dalam Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM) tahun 2023.
Keempat tim itu mengusulkan judul dengan tema bahan alami lokal yang ada di Sulawesi Tenggara (Sultra).
Ketua Prodi S1 Farmasi Wa Ode Yuliastri mengatakan, bahwa tema tersebut diangkat untuk mendukung visi misi Prodi yang tiap tahunnya melakukan pengembangan terhadap bahan alami. Tahun ini, tim PKM Farmasi UMW Kendari membuat sedian yang mengikuti perkembangan teknologi terbaru saat ini.
Adapun empat judul tersebut yakni Formulasi Mood Booster Jelly Drink Yogurt dari Tempe (Rhizopus Oligosporus) dan Ekstrak Bunga Rosella sebagai Minuman Fungsional untuk Immunomodulator dengan nilai bantuan Rp10 juta.
Kemudian, Microneedle patch selulosa Nata de Sago-asam hialuronat untuk penghantaran obat jerawat berbahan aktif kolagen laut dan ekstrak rumput mutiara dengan nilai Rp9,7 juta.
Selanjutnya, Microneedle selulosa nata de sago-asam hialoronat untuk penghantaran pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV) pada anak-anak nilanya Rp10 juta. Serta Sheet Facial Mask dari Nanoselulosa Nata de Sago berbahan aktif Kolagen Teripang Pasir Wakatobi dan Herba Rumput Kancing Ungu senilai Rp8,4 juta.
“Yang tentunya akan memberikan manfaat yang lebih tepat seperti kesediaan microneedle selulosa. Jadi memang kami mengambil sampel bahan alam lokal yang berasal dari Sultra untuk mengembangkan bahan alam lokal,” ucapnya melalui pesan whatsaap pada Rabu (28/06/2023).
Melalui kegiatan tersebut, tim PKM ingin memberikan solusi kepada masyarakat tentang bahan alami yang ada di Sultra untuk dikembangkan menjadi suatu kesediaan yang memiliki nilai jual.
Tim juga akan menyingkronkan di pengabdian masyarakat melalui pelatihan di di desa binaan dan bisa langsung diimplementasikan kepada masyartakat.
Sementara itu dosen pembimbing Selpi Rahmawati Saranani menjelaskan, perbedaan PKM tahun ini dengan tahun sebelumnya, tim menggunakan satu kesediaan yang cukup advance dan saat ini memang menjadi solusi dibandingkan sediaan lain karena berbentuk microneedle.
Secara konvensional, sediaan microneedle mengalahkan kesediaan konvensional lainnya yang berbentuk cream ataupun salep.
Model lain dari sistem penghantaran obat ini adalah menggunakan nano partikel yang juga menggunakan Microneedle patch selulosa Nata de Sago-asam hialuronat yang bimbing langsung oleh Ketua Prodi Farmasi.
Kemudian, ia menyebut tim menggunakan bahan-bahan yang telah dikaji oleh Prodi seperti herba kancing ungu, rumput mutiara, sagu dan kolagen teripang pasir dari Wakatobi yang relatif banyak ditemukan di Sultra namun pengembangannya masih minim.
Akan hal tersebut, tim berharap bisa memberikan keterampilan kepada masyarakat di desa binaan Prodi Farmasi UMW Kendari terkait program yang diteliti untuk dijadikan suatu sediaan yang bisa memiliki nilai jual kepada masyarakat baik untuk digunakan sendiri maupun dijual atau dipasarkan. (B)
Kontributor: Ismu Samadhani & C2
Editor: Ilham Surahmin