Guru di Wakatobi Usul Pakaian Adat Saat Menjemput Mendikbud di Bandara

259
Guru di Wakatobi Usul Pakaian Adat Saat Menjemput Mendikbud di Bandara
MENDIKBUD - Sejumlah guru dan siswa berdesak-desakan untuk berjabat tangan dengan Mendikbud RI di Bandara Matahora Wakatobi, beberapa waktu lalu. (Duriani/ZONASULTRA.COM)
Guru di Wakatobi Usul Pakaian Adat Saat Menjemput Mendikbud di Bandara
MENDIKBUD – Sejumlah guru dan siswa berdesak-desakan untuk berjabat tangan dengan Mendikbud RI di Bandara Matahora Wakatobi, beberapa waktu lalu. (Duriani/ZONASULTRA.COM)

 

ZONASULTRA.COM, WANGI-WANGI– Moment kunjungan kerja (kunker) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendukbud) RI, Muhadjir Effendy, di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra) Minggu (2/4/2017) lalu dijadikan ajang refresing seluruh kepala sekolah (kasek), guru dan siswa di Bandara Matahora Wangi-Wangi.

Hal itu dimaknai sebagai bentuk rasa syukur dan terimakasih para pahlawan tanpa tanda jasa (guru) khususnya di pulau Wangi-Wangi, kaitannya dengan kunker Mendikbud di Wakatobi. Pasalnya, dengan moment itu para guru bisa bertatap muka hingga bersalaman dengan Mendikbud.

Kepala Dinas (Kadis) Pendidikan dan Kebudayaan Wakatobi, La Ode Boa, mengamini semangat para kasek, guru dan siswa khususnya di pulau Wangi-Wangi untuk menyambut rencana kunker Mendikbud di Wakatobi. Bahkan kasek dan guru meminta untuk berpakaian adat guna untuk mempromosikan budaya dan adat-istiadat Wakatobi.

“Memang semangat itu dari para kasek, guru dan siswa. Seminggu sebelum kedatangan mendikbud, saya mengundang mereka terkait rencana kunker Mendikbud di Wakatobi. Kasek dan guru merespon dan meminta sendiri untuk memakai pakaian adat. Katanya sekaligus promosikan budaya Wakatobi dan saya pun menyahutinya,” kata La Boa panggilan La Ode Boa, di Wangi-Wangi, Senin (10/4/2017).

(Baca Juga : Dua Siswi Lazuardi Ibnu Sina Kendari, Unjuk Bakat Dihadapan Mendikbud)

Lanjut La Ode Boa, setelah ada kesepakatan untuk ikut menyambut kedatangan mendikbud bersama-sama, Kasek dan guru meminta untuk mengajak siswa.

“Setelah ada kata sepakat dimana setiap sekolah mengutus dua orang untuk memakai baju adat, kasek dan guru juga meminta untuk mengajak siswa karena alasannya sekaligus refresing. Saya iyakan, namun karena jaraknya agak jauh maka saya sarankan agar siswa yang diikutkan harus dibatasi, maksimal 10 orang. Dan dua siswa yang menggunakan baju adat itu sekaligus sebagai pengalung bunga untuk Pak Mendikbud,” ucap La Ode Boa.

Terkait isu bahwa ada absensi untuk kasek, guru dan siswa di Bandara, La Ode Boa, menjelaskan jika ada guru yang menghendaki itu saat pertemuannya. Namun La Ode Boa, meyakinkan agar tidak perlu. Jika ada yang tidak sempat maka cukup diingat.

“Menurut saya, semua keinginan kepala sekolah itu masih dalam batas kewajaran sebab selama 14 tahun usia Kabupaten Wakatobi, baru kali ini Mendikbud mengunjungi kita. Dalam tatanan birokrasi, usulan para kasek mengenai absen sesungguhnya adalah sesuatu yang positif dalam rangka upaya secara terukur untuk memantau kedisiplinan ASN, walaupun absen tersebut tidak saya anjurkan,” kata La Ode Boa.

(Baca Juga : Ratusan Siswa Wakatobi Sambut Mendikbud di Bandara Matahora)

Begitu pula isu sanksi terhadap yang tidak hadir, La Ode Boa, menambahkan jika pemberitaan sebagaimana yang termuat di edisi Minggu (2/4/2017) patut dimaklumi karena sesungguhnya belum memaknai tujuan, isi dan esensi hasil rapat dengan kasek dan guru.

“Jika sebelumnya ada pemberitaan bahwa ada sanksi bagi yang tidak hadir, saya maklumi karena isu itu belum memaknai tujuan, isi serta esensi hasil rapat kami dengan para kasek dan guru,” ujar La Ode Boa. (B)

 

Reporter : Duriani
Editor : Rustam

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini