BBM LANGKA – Antrian kendaraan bermotor di APMS Mandati Kecamatan Wangi- Wangi Selatan Kabupaten Wakatobi, Rabu (14/6/2017) malam. (Nova Ely Surya/ZONASULTRA.COM)
ZONASULTRA.COM, WANGI-WANGI – Dalam dua hari terakhir, harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium (bensin) di kecamatan Wangi-wangi, ibukota kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra) mencapai Rp. 40 ribu per botol.
Melonjaknya harga BBM bersubsidi itu disebabkan kelangkaan semua jenis minyak, baik premium, pertamax maupun solar.
La Ode Nane, pemilik APMS yang juga penyalur BBM Bau-Bau keWangi-Wangi menjelaskan, kelangkaan itu disebabkan adanya perubahan pola muat BBM yang sebelumnya setiap hari menggunakan kapal kayu dari Bau-bau ke Wanci, ibukota kecamatan Wangi-wangi, kini berubah menjadi seminggu sekali karena menggunakan kapal tanker dari Baubau.
Selain itu, kilahnya juga harus menyiapkan dokumen perjalanan kapal dan bongkar muat BBM itu. Sebab, kapal yang digunakannya baru kali ini melintas di jalur Baubau ke Wangi-wangi.
“Makanya kapal terlambat sehingga terjadilah kelangkaan BBM beberapa hari ini. Karena kalau kita datangkan BBM pada hari Minggu, ternyata urusan dokumennya sampai Senin dan Selasa sehingga molor 3 hari,” Ujar Ode Nane saat ditemui di kapal miliknya, Kamis, (15/6/2017).
Tak hanya itu, kapal mereka sampai di Wangi-wangi sekitar pukul 16.30 sore, setelah mendapatkan izin berlayar dari agen perjalanan di Baubau. Di sini, mereka kembali diperhadapkan dengan fasilitas transportasi dan infrastruktur terminal bongkar muat yan tidak memadai.
“Kami harus bongkar muatan dari kapal langsung ke mobil langsung ke APMS kendati belum ada tangki penampung. Agar tidak terjadi kekosongan minyak di masyarakat, maka sekitar pukul 19.30 Wita, APMS dibuka. Jadi jangan heran kalau antrian kendaraan sampai tengah malam.
Dia menyebutkan jatah BBM untuk Wakatobi tiap minggunya tidak terlalu besar, yakni minyak remium untuk Wangi-wangi sebesar 65 ribu liter, solar 40 ribu liter, pertamax 10 ribu liter dan minyak tanah 20 ribu liter. Sedangkan untuk Wakatobi 2 termasuk Kaledupa, Tomia dan Binongko, stok premium setiap minggu sebesar 45 ribu liter, solar 10 ribu liter.
“Khusus Wangi-wangi, jatah per hari sebesar 10 ribu liter. Jadi dengan stok 65 ribu liter itu, seharusnya sudah bisa dipakai selama enam hari,” katanya.
Kendati begitu, ternyata stok 10 ribu liter per hari itu tak cukup memenuhi kebutuhan BBM masyarakat di Wangi-wangi. Informasi yang dihimpun ZONASULTRA.COM, terhambatnya penyaluran BBM itu mengakibatkan terjadinya penimbunan minyak tak terkendali.
Salah seorang penjual BBM eceran di jalan poros Endapo Kecamatan Wangi-Wangi Selatan yang enggan disebutkan namanya mengaku, dirinya menjual bensin dengan harga Rp. 40 ribu per botol karena membeli dari sesama pengecer lainnya seharga Rp. 250ribu per jerigen.
“Saya beli dari teman-teman pengecer juga dengan susah payah dan mau tidak mau saya beli, karena kalau tidak menjual maka saya dan keluarga tidak akan makan,” ungkap penjual bensin yang enggan menyebutkan namanya itu.
Menanggapi hal itu, Kapolres Wakatobi AKBP Hadi Winarno SIK mengatakan bakal menindak tegas jika menemukan pelanggaran terkait distribusi, penyimpanan dan penyaluran BBM itu.
“Kita Polisi kan punya fungsi penyelidikan, nanti kita lidik, jika ada pelanggaran ya maka akan diambil tindakan. Jelas akan kita berikan sanksi baik secara administrasi maupun pidana,” tegasnya. (B)
Reporter : Nova Ely Surya
Editor : Abdul Saban