Harga BBM Turun, Sembako Tetap

Di pasar sentral Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) misalnya, pantauan zonasultra.id harga beras masih tetap diangka Rp 7.000-Rp 7.500 per liter. Harga telur ayam juga tak mau bergeser dari ha

Di pasar sentral Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) misalnya, pantauan zonasultra.id harga beras masih tetap diangka Rp 7.000-Rp 7.500 per liter. Harga telur ayam juga tak mau bergeser dari harga Rp 42.000-Rp 45.000 per rak. Begitu pun transportasi, baik darat maupun laut sama-sama enggan menurunkan tarif.
Kepala Deputi Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kendari, L.M. Bahtiar Zaadi mengungkapkan, turunnya harga BBM seharusnya juga diikuti oleh turunnya sejumlah harga yang terkena imbas kenaikan BBM pada Oktober 2014 lalu. Namun, kenyataannya penurunan harga BBM tidak selalu efektif menurunkan harga yang sudah terlanjur naik.
“Di sini yang dibutuhkan adalah kebijakan pemerintah menata kembali sejumlah harga pasca turunnya harga BBM, karena tidak akan langsung turun. Selalu ada proses, apalagi jika barang tersebut diproduksi saat harga BBM masih naik,” kata Bahtiar kepada zonasultra.id di ruang kerjanya, Rabu (7/1/2015)
Hal senada juga diungkapkan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sultra, Adi Nugroho. Menurutnya, turunnya harga BBM tidak selalu diikuti dengan turunnya harga sejumlah barang kebutuhan. Bahkan, harga barang cenderung tetap menggunakan harga yang lama meski BBM sudah turun.
Dikatakan, hal serupa pernah terjadi pada tahun 2008 dimana pemerintah menaikkan harga BBM pada Juni kemudian menurunkannya kembali pada Juli di tahun yang sama. Akibatnya, Kota Kendari inflasi hingga 6,49 persen.
“Ketika BBM diturunkan kembali inflasi memang turun tapi tidak diikuti oleh hal-hal yang berkaitan langsung dengan BBM seperti transportasi dan komunikasi serta sejumlah barang kebutuhan lainnya,” ungkap Adi.
Yang mengalami penurunan harga saat itu hanyalah kelompok bahan makanan yang berkaitan dengan musim seperti ikan segar, sayur mayur dan sejumlah bumbu dapur. (Jumriati)