Harga Sembako Naik, Ini yang Dilakukan Disperindagkop Bombana

Harga Sembako Naik, Ini yang Dilakukan Disperindagkop Bombana
SEMBAKO - Harga kebutuhan makanan pokok di Kabupaten Bombana saat ini mengalami kenaikan atas meningkatnya daya beli masyarakat di pasaran. (MUHAMMAD JAMIL/ZONASULTRA.COM)

ZONASULTRA.COM, RUMBIA– Sejumlah kebutuhan bahan pokok di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra) mengalami kenaikan harga. Hal ini disebabkan meningkatnya kebutuhan permintaan masyarakat, utamanya di bulan suci Ramadhan.

Kondisi ini tentunya dikeluhkann banyak konsumen di daerah itu, utamanya ibu-ibu saat berbelanja di pasar.

Rosmini (43), salah seorang warga Rumbia, ibukota Bombana mengaku heran dengan lonjakan harga beberapa bahan pokok di pasaran. Sehingga dirinya kesulitan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya.

Wanita yang berstatus ibu rumah tangga (IRT) ini heran saat hendak membeli daging sapi dan ayam kampung di pasar.

“Harganya naik, daging sapi saja dari harga Rp 100.000 harus naik sampai Rp 110 ribu, ada juga yang naik 30 ribu rupiah seperti ayam kampung dari harga 120 ribu rupiah menjadi Rp 150 ribu,” ungkap Rosmini di pasar Tadoha Mapaccing, Rabu (22/5/2019).

(Baca Juga : Jaga Stabilitas Harga Bahan Pokok, Pemprov Sultra Gelar Pasar Murah)

Ia menuturkan, kondisi lonjakan harga ini sudah terjadi sejak awal bulan puasa Ramadan.

“Biasanya ya, kalau saya datang berbelanja di hari-hari biasa di luar bulan puasa, uang yang saya siapkan itu cukup. Tapi sekarang malah minus, terpaksa saya kondisikan saja,” ujarnya.

Kepala Bidang Perdagangan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Koperasi (Perindakop) Bombana , Abdul Hajar Aswad menyampaikan bahwa lonjakan harga makanan pokok tersebut terhitung sejak awal hingga pertengahan Ramadan, seiring dengan tingginya daya beli masyarakat.

“Harga bahan makanan pokok selama dua pekan Ramadhan di daerah ini naik, kami pun masih melakukan pendataan untuk dua pekan menjelang lebaran Idul Fitri,” ungkap Abdul Hajar Aswad.

Hajar merinci sejumlah bahan makanan yang mengalami kenaikan harga. Pertama, Bawang Merah dan Bawang Putih dengan harga masing-masing per liter Rp 45.000, naik menjadi Rp 50.000. Kemudian, 5 jenis bahan makanan pokok mengalami kenaikan Rp 10.000, yakni Cabe biasa dari harga Rp 30.000, naik menjadi Rp 40.000 per liter dan Cabe Keriting dari harga Rp 35.000 naik menjadi Rp 45.000 per liter

Selanjutnya, Ayam Potong dari harga Rp. 60 ribu naik menjadi Rp 70.000 per ekor. Begitupula dengan Daging Sapi yang semula berharga Rp.100 ribu per kilogram, kini naik menjadi Rp 110.000 per kilogtam. Udang pun naik 10 ribu rupiah yang semula di beri harga Rp. 60.000 per kilogram kini naik menjadi Rp 70.000.

Selain itu, harga Ayam Kampung di daerah itu naik cukup signifikan dari harga Rp 120 ribu per ekor, naik mencapai Rp 150.000 per ekor.

“Selain dari harga tersebut, kebutuhan makanan pokok seperti beras, gula pasir dan minyak goreng masih berstatus cukup stabil.”ungkap Hajar.

Lanjut Hajar, sebagai langkah tepat untuk antisipasi lonjakan harga kebutuhan makanan pokok, pihaknya telah melakukan upaya stabilisasi harga dengan menggelar pasar murah di enam titik. Enam titik yang dimaksud Hajar yakni tiga titik di wilayah Rumbia dan tiga titik lainnya di Wilayah Poleang.

Adapun jenis bahan makanan yang disiapkan dalam pasar murah tersebut, yakni beras, minyak goreng, mentega, tepung terigu dan aneka bahan sembako lainnya yang disiapkan dengan harga terjangkau.

“Yang jelasnya, kami telah berupaya menormalisasi harga untuk kebutuhan Sembako, salah satunya melalui pasar murah di bulan Ramadhan. Kenaikan kebutuhan makanan lainnya seperti daging ayam dan daging sapi itu karena tingginya kebutuhan masyarakat, sementara stoknya terbatas,” pungkasnya. (b)

 


Kontributor: Muhammad Jamil
Editor : Kiki

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini