ZONASULTRA.COM,WANGGUDU – Memasuki bulan suci Ramdhan, harga sembilan bahan pokok (sembako) di Kabupaten Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara (Sultra) terus meningkat.
IlustrasiHarga sembako yang molanjak naik di antaranya gula pasir yang harga sebelumnya Rp 520 ribu per karung dengan berat 50 kilo gram naik menjadi Rp 580 ribu. Telur ayam dari Rp 39 ribu per rak naik secara bertahap dari Rp 42 ribu sampai Rp 45 ribu per raknya, gula aren dari Rp 20 ribu per kilo naik menjadi Rp 35 ribu per kilo disusul harga bawang yang juga naik drastis dari Rp 25 ribu per liter naik menjadi Rp 45 ribu per liter.
Hal ini diungkapkan Sumarni, salah seorang pedagang sembako di Konut, Jum’at (3/6/2016). Dirinya menjelaskan, kenaikan harga tersebut menyusul masuknya bulan suci Ramdhan di mana kebutuhan sembako oleh masyarakat meningkat, terutama pada bumbu masak dapur kenaikan harga hingga 30 sampai 40 persen.
“Kita sebagai pedagang eceran mau tidak mau kita juga naikkan harga,karena distributor tempat kami mengambil barang-barang jualan itu naik dan yang paling melambung harganya itu kebutuahan bumbu dapur rata-rata naik,” kata Sumarni.
Hal berbeda disampaikan oleh Ridwan, salah seorang pedagang beras keliling. Ia mengatakan justru di saat harga sembako yang terus melonjak naik, harga beras malah mengalami penurunan harga dari Rp 520 ribu perkarung isi 50 kilo gram turun menjadi Rp 470 ribu per karungnya.
“Yah kita ini pedagang mengikut harga saja,kalau harga barang yang kita beli naik,jelas pada saat kita jual juga kita naikan.ini harga beras turun harganya mungkin karena ada lagi musim panen.”terang ridwan pedagang berad keliling.
Kenaikan harga sembako yang terjadi justru dikeluhkan oleh masyarakat, Mirnawati, salah seorang ibu rumah tangga saat diminta tanggapannya oleh salah seorang awak media Zonasultra. com mengatakan, kenaikan harga sembako membuatnya semakin kesulitan di masa transisi seperti saat ini.
“Kita kasian ini hanya petani saja pengahasilan pas-pasan,apa lagi di masa-masa sulit saat ini,saya rasakan ini kesusahan dengan naiknya harga sembako,solanya yang biasanya saya belanja kalau uang 100 ribu itu cukupmi, ini 200 ribu saya bawa uang tidak cukup-cukup juga saya belanja,mana lagi saya punya anak ada sekolah.”ucap Mirna wati dengan nada keluh.
Untuk itu, ia berharap kepada pemerintah untuk bisa mengatasi kenaikan harga sembako
“Kondisi sekarang ini menyulitkan prekonomian masyarakat, khususnya warga konut di masa-masa transisi agar masyarakat tidak terjepit dengan situasi sulit seperti ini,” tukasnya. (B)
Penulis : Jefri Ibnu
Editor : Kiki