ZONASULTRA.COM, BAUBAU – Menjabat sebagai Penjabat (Pj) Wali Kota Baubau, Hado Hasina memulai aktivitasnya di kota pusat Kerajaan Wolio itu dengan sejumlah kegiatan, Jumat (2/2/2018).
Mengawali kegiatan di hari pertamanya sebagai Pj Wali Kota, Kapala Dinas Perhubungan Sultra ini mengikuti rapat paripurna di Kantor DPRD Kota Baubau. Dengan agenda penutupan masa sidang I Oktober 2017 – Januari 2018 (tahun sidang 2017-2018) dan pembukaan masa sidang II Februari – Mei 2018.
Usai mengikuti rapat di kantor yang berada di Bukit Wolio Indah, Hado yang mengenakan atasan putih beserta sarung tenun melaksanakan salat Jumat di Masjid Keraton Buton. Di sana, sekaligus dilakukan pembacaan doa oleh tetua adat.
Setelahnya, Hado melanjutkan kegiatan rapat koordinasi bersama satuan kerja perangkat daerah (SKPD), camat dan lurah se-Kota Baubau di aula Kantor Wali Kota Baubau. Di kantor yang terletak di Kompleks Perkantoran Palagimata itu, ia memaparkan program-program besar yang akan dilakukan selama satu tahun menjabat sebagai Pj.
Demi keberhasilan program tersebut, ayah satu anak ini mengajak seluruh pejabat lingkup Kota Baubau untuk bergerak bersama-sama membangun daerah kesultanan ini. Menjadi putra daerah, ia ingin membangun dan membenahi Kota Baubau menjadi lebih baik lagi.
Yaitu, dengan menata kawasan ekowisata berbasis masyarakat di Pantai Nirwana. Menata rencana tata bangunan dan lingkungan (RTBL) kawasan wisata budaya dan religi Buton. Dia juga akan mematangkan lahan akses Waramesiu ke Pelabuhan Fery Batulo.
Menunjang terminal B Lakologou. Serta, menerapkan one way street (jalan satu jalur) di Kota Baubau. Tak hanya membuang kata, Hado membuktikannya dengan mendatangkan tim arsitek yang akan mendesain wajah baru dari Keraton Buton.
“Tidak mengubah bentuk yang sudah ada, hanya saja merapikan beberapa titik yang memang harus diperbaiki,” jelasnya.
Selain itu, Hado juga menyambangi warga korban kebakaran di Pasar Wameo Kota Baubau. Pada kesempatan itu, ia menguatkan para korban untuk tidak terus bersedih atas kehilangan harta benda dari kejadian itu. Menurutnya, warga harus menjadikan peristiwa ini sebagai bentuk ujian dari Allah SWT.
“Itu teguran buat kita, bisa jadi itu bukan rezekinya kita, tapi orang lain. Makanya kita dikasih cobaan begini,” kata Hado di hadapan warga yang menerima bantuan.
Sambil memberikan bantuan logistik dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Baubau, Hado berpesan kepada korban kebakaran untuk tidak lupa bersedekah. Membagi rezeki yang dimiliki kepada sesama dan selalu bersyukur dengan apapun yang diberikan yang maha kuasa.
Bantuan ia serahkan kepada 13 kepala keluarga (7 rumah) Kelurahan Tarafu, Kecamatan Batu Poaro. Mantan Kadis PU Butur ini juga menjanjikan bantuan berupa tenda yang dapat dimanfaatkan oleh korban.
“Nanti kalau tendanya datang telat, jangan bilang saya bohong. Itu butuh waktu karena dipesan dari Jakarta. Tolong juga untuk diingatkan,” tambahnya.
Setelah meninjau kondisi para korban, Hado kembali melanjutkan aktivitasnya. Dengan mengenakan atasan hitam dan celana krem, ia datang mengunjungi rumah jabatan Wali Kota Baubau. Ia pun berkeliling melihat keadaan di dalam rumah tersebut.
“Saya cuman satu tahun menjabat, tidak lama jadi tidak ada yang saya ubah. Terima apa adanya saja ini, paling baca-baca dulu sebelum masuk toh,” ujarnya.
Untuk sementara, ia belum bisa menempati rujab tersebut. Sebab, menurut tradisi sebelum menempati rumah, hunian itu harus diinapi oleh tetua adat terlebih dahulu.
Hal itu diungkapkan Nasrun, salah satu tetua adat (perangkat Masjid Agung Keraton) yang akan menginap di rujab tersebut. Sebelum menghuni rumah terlebih dahulu akan didoakan.
Pria yang biasa disebut Malaila ini mengungkapkan jika rumah itu harus diinapi selama 4 hari, namun Hado meminta sehari saja. Saat memulai tradisi pada tengah malam, semua lampu akan dipadamkan.
“Permintaan pa Pj Wali Kota. Nanti kita akan dzikir, berdoa, dan membaca surah-surah Al Quran,” terang dia.
Hal itu dilakukan agar orang yang menempati rumah selalu sehat, selalu mendapatkan rezeki, terbebas dari sesuatu yang buruk, dan lainnya. (A)
Reporter : Sitti Nurmalasari
Editor : Jumriati
