ZONASULTRA.COM, KENDARI – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan kondisi dinamika atmosfir yang terjadi di wilayah Sulawesi Tenggara (Sultra), dimana hujan deras disertai angin kencang melanda beberapa wilayah di Sultra selama dua hari terakhir ini, 8-9 Desember 2016.
Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi Maritim Kendari Aris Yunatas mengungkapkan, dinamika yang pertama yakni disebabkan saat ini matahari bergerak menuju selatan equator, yang menyebabkan pola angin di wilayah Indonesia banyak mengalami gangguan, diantaranya ITCZ (inter tropik covergen zone), konvergensi, shearline dan banyaknya bermunculan daerah tekanan rendah di wilayah equator.
“Gangguan yang terjadi berpotensi memicu awan-awan konvektif (awan cumulusnimbus) yang menimbulkan hujan lebat disertai angin kencang dan guntur,” kata Aris melalui pesan WhatsApp, Jumat (12/9/2016).
Aris juga menambahkan, sebagian besar wilayah Sultra sudah memasuki musim hujan kecuali Kota Kendari. Jadi ada beberapa wilayah di Sultra mengalami masa transisi atau masa pancaroba.
Di masa transisi ini masyarakat perlu waspadai cuaca ekstrim seperti potensi puting beliung, hujan lebat disertai angin kencang dan guntur dengan durasi yang singkat, pola arah angin yang tidak menentu dan sebagainya.
Selain itu, data suhu muka laut di wilayah sultra juga menunjukan suhu yang hangat, yang menyebabkan bertambahnya supply massa udara basah di atmosfir dan memicu pertumbuhan awan cumulusnimbus sehingga potensi yang terjadi adalah hujan lebat.
“Dihimbau kepada para stakeholder dan masyarakat di wilayah Sultra untuk mewaspadai potensi terjadinya cuaca ekstrim dan selalu mengupdate informasi dari BMKG,” kata Aris
Kondisi peralihan atau masa transisi dari musim kemarau ke musim hujan seperti ini diperkirakan akan berlangsung hingga awal Januari 2017 mendatang. (B)
Reporter: Sri rahayu
Editor: Jumriati