HALO MATAHARI – Fenomena matahari dikelilingi lingkaran warna keemasan mewarnai langit Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) sekitar pukul 11.00 WITA siang tadi. (Ilham Surahmin/ZONASULTRA.COM)
ZONASULTRA.COM, KENDARI – Fenomena matahari dikelilingi lingkaran warna keemasan mewarnai langit Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) sekitar pukul 11.00 WITA siang tadi. Fenomena ini sempat membuat warganet heboh.
Salah satu akun Facebook Vj Merry Oppo Kendari menuliskan caption pada foto yang diuploadnya “kebetulan keluar buang sampah didpn tokoh liatnya ini…. yaa allah fenomena apa ini.??? 😢😢😢”. Postingan tersebut mendapatkan 51 like, 10 komentar dan 2 kali dibagikan.
Akun bernama Chandra Wijaya mengomentari postingan tersebut mengatakan hal tersebut merupakan pembiasan cahaya dari matahari ke awan. Adapula akun bernama Julkiflly Abdullah yang mengatakan bahwa fenomena ini adalah pertanda penyu akan naik bertelur. Serta adapula akun Erlin Eing menyarakan agar tidak melihat secara langsung di langit menggunakan mata telanjang, sebab berbahaya karena radiasi matahari.
Lantas bagaimana penjelasan dari Badan Meterologi, Kimatologi dan Geofisika (BMKG) mengenai fenomena ini? Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi Maritim Kendari Aris Yunatas mengatakan kejadian ini disebut sebagai fenomena Halo Matahari.
Halo Matahari merupakan fenomena optik yang menampilkan bentuk cincin di sekitar sumber cahaya. Di alam biasanya kita lihat saat bulan purnama atau saat matahari terang di siang hari.
Fenomena tersebut terjadi akibat refleksi dan refraksi cahaya matahari atau bulan oleh kristal-kristal es yang terdapat di awan cirrus, awan yang terletak di tingkatan atmosfer yang disebut troposfer, sekitar 5-10 km dari permukaan bumi.
Halo sendiri adalah fenomena optikal berupa lingkaran cahaya di sekitar sumber cahaya matahari atau bulan. Fenomena Halo Matahari adalah lingkaran seperti pelangi yang mengelilingi matahari. Halo matahari adalah fenomena yang lebih sering terjadi di langit.
Adapun proses terjadinya Halo Matahari adalah saat awan cirus hanya merefleksikan dan merefraksikan cahaya matahari, biasanya halo yang terbentuk hanya cincin yang tak berwarna. Namun jika pada sudut yang tepat, bisa terjadi juga dispersi sehingga cincin yang terjadi juga berwarna seperti halnya pelangi.
“Kejadian ini kan hanya terjadinya pantulan dari sumber cahaya (matahari dan bulan) ke kumpulan kristal es di angkasa atau disebut awan,” ujarnya. (B)
Reporter: Ilham Surahmin
Editor: Jumriati