ZONASULTRA.COM, LAWORO – Pemerintah Daerah (Pemda) Muna Barat (Mubar) membantah tudingan yang dilontarkan oleh Bupati Muna LM Rusman Emba bahwa ratusan warga Mubar pindah domisili ke Muna karena tidak nyaman dan ada intimidasi.
Pemda Mubar melalui Kabag Humas dan Protokoler, Ali Abdin mengatakan tudingan yang disampaikan Rusman Emba tersebut tidak benar. Ali Abdin mempertanyakan terkait tudingan ketidaknyamanan dan mendapatkan intimidasi yang dimaksud. Menurut dia, apa yang diungkapkan Rusman Emba bahwa ada 441 orang pindah domisili yang didominasi oleh honorer itu tidak benar.
“Itu tidak benar, tidak ada honorer yang pindah sampai ratusan orang tersebut akibat tidak nyaman dan intimidasi. Kita sudah mengecek di Disdukcapil (Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil) Mubar tak ada perpindahan penduduk sejumlah itu. Yang banyak pindah ke luar pulau Muna mengikuti tempat kerjanya,” kata Ali Abdin saat dihubungi lewat telepon selulernya, Kamis (8/8/2019).
Menurut Abdin, terkait dengan perombakan dalam birokrasi baik itu mutasi, promosi, serta demosi adalah hal yang wajar dan lumrah. Sebab, semua bagian dari penyegaran organisasi, apalagi Mubar merupakan daerah otonom baru dan membutuhkan ASN dan honorer yang disiplin dalam melakukan pelayanan kepada masyarakat.
Baca Juga : Ratusan Warga Mubar Pindah Domisili ke Muna, Ini Penyebabnya
“Saya tekankan, tidak ada honorer yang mendapatkan intimidasi di Mubar sini dan saya rasa sejauh ini mereka nyaman-nyaman saja. Kalau ada orang yang katakan ada intimidasi atau tidak nyaman, itu namanya bahasa dari kelompok yang galau, kalut pikirannya,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Disdukcapil Mubar, Alimin merasa kaget mendengar tudingan tersebut. Lanjut dia, selama kepengurusan masyarakat yang pindah domisili tidak menemukan faktor mendapatkan intimidasi atau tidak nyaman.
“Kalau ada penduduk yang mau pindah domisili kita proses yang penting memenuhi syarat. Yang pasti, selama ini yang kita dapatkan penduduk yang pindah domisili rata-rata alasanya umum yakni mencari kerja, pindah tempat kerja, dan ingin dekat dengan keluarganya,” ungkapnya Alimin di ruang kerjanya.
Menurutnya, sejak Kabupaten Mubar menjadi daerah otonom baru, umumnya banyak masyarakat dari Muna baik itu ASN maupun honorer atau orang yang mencari kerja, banyak yang berbondong-bondong datang dan pindah domisili ke Mubar. Harapan mereka untuk mendapatkan pekerjaan di Mubar dan karena ada penerimaan pegawai.
Baca Juga : Pilkada Muna, Ridwan Bae: Belum Ada yang Sowan
“Tahun lalu kan ada penerimaan pegawai di Mubar, jadi banyak warga Muna berbondong-bondong pindahkan domisilinya di Mubar. Karena tidak terkover jadi PNS, mungkin mereka kembali memindahkan domisilinya di Muna. Intinya kalau ada penduduk yang ingin pindah domisili dokumennya lengkap dan memenuhi syarat, kita layani,” jelasnya.
Sebelumnya, Bupati Muna LM Rusman Emba mengatakan bahwa ratusan warga kabupaten Mubar secara berjamaah memilih pindah domisili ke Kabupaten Muna. Kondisi itu diketahui saat bupati Muna, Rusman Emba melakukan inspeksi mendadak (Sidak) di kantor Disdukcapil Muna, Senin (5/8/2019).
Kata Rusman, kepindahan ratusan warga Mubar yang didominasi tenaga honorer tersebut karena persoalan tidak nyaman. “Mereka pindah karena merasa tidak nyaman dan mendapat intimidasi,” kata Rusman. (A)
Mantap