ZONASULTRA.COM, KOLAKA – Kebijakan pendidikan dalam masa pandemi Covid-19 membuat perguruan tinggi mengubah metode pembelajaran konvensional (tatap muka di dalam ruangan kelas) menjadi pembelajaran yang serba digital (kuliah dalam jaringan/daring).
Rektor USN Kolaka Azhari mengatakan metode pembelajaran itu juga sempat diterapkan oleh USN Kolaka. Dalam menghadapi kebijakan new normal, perguruan tinggi negeri di Kolaka ini akan mengikuti semua kebijakan yang diterapkan pemerintah pusat.
“Namun dengan tetap melihat situasi dan kondisi di Kolaka. Kalau Kolaka ditetapkan zona hijau, kita ikuti kebijakan pemerintah,” ujarnya di Kolaka, Minggu (31/5/2020).
Bila ada kebijakan new normal maka mahasiswa dari luar daerah harus kembali ke kampus untuk mulai beraktivitas seperti sediakala. Kata dia, mahasiswa ini tentu saja harus mengikuti kebijakan pemerintah setempat, dalam hal ini memenuhi segala persyaratan bila perkuliahan kembali dilaksanakan.
Baca Juga :
Langkah Tanggap USN Kolaka Cegah Covid-19
“Kalau pemerintah mewajibkan mereka membawa hasil rapid test, yah itu silakan. Kita juga akan terapkan itu,” tambahnya.
Kendati demikian, bila new normal ini belum bisa diberlakukan di Kolaka maka pihak kampus akan tetap melaksanakan perkuliahan online. Keputusan ini sudah sempat dirapatkan bersama dengan pejabat lingkup perguruan tinggi tersebut.
Rektor USN Kolaka ini menjelaskan bila pihaknya sedang mengupayakan perubahan anggaran pelaksanaan perkuliahan rutin menjadi anggaran perkuliahan online atau dalam jaringan (daring).
Dengan anggaran tersebut, pihaknya akan membantu pengadaan pulsa data bagi mahasiswa yang nantinya digunakan untuk perkuliahan online tersebut. Hal tersebut juga akan diberikan kepada dosen pengajar kampus merah marun itu.
Meskipun perkuliahan dalam jaringan ini diakuinya tidak efektif, karena sejumlah daerah belum memiliki jaringan yang memadai. Azhari mendorong dosen-dosen, agar membuat video materi pembelajaran dan menguploadnya ke YouTube.
Di samping itu, dosen dan mahasiswa juga diharuskan membuat grup WhatsApp sesuai dengan mata kuliahnya. Jadi, tak hanya melakukan perkuliahan melalui Zoom Meeting, yang tentunya tidak semua mahasiswa bisa mengikuti.
“Dosen dan mahasiswa memiliki grup mata kuliah A, mata kuliah B, mata kuliah C, dan seterusnya. Kemudian, dosen membuat materi PDF lalu menshare materi tersebut ke dalam grup itu, mereka bisa diskusikan,” pungkasnya. (B)
Kontributor : Sitti Nurmalasari
Editor : Muhamad Taslim Dalma