ZONASULTRA.COM, KENDARI – Dalam kurun waktu sepekan ini, cuaca panas di Sulawesi Tenggara (Sultra) khususnya di Kota Kendari terasa begitu menyengat ketika siang hari.
Prakirawan Cuaca Stasiun Maritim BMKG Kendari Adi Istiyono mengatakan, kondisi panas yang terjadi di Sultra merupakan hal yang normal karena merupakan puncak musim kemarau.
Sehingga, jarang terjadi pembentukan awan hujan yang menyebabkan radiasi matahari langsung dirasakan oleh kulit.
Selain itu, dijelaskan Adi bahwa saat ini merupakan titik kulminasi Matahari. Titik kulminasi matahari merupakan fenomena alam ketika Matahari tepat berada di garis khatulistiwa. Pada saat itu posisi matahari tepat berada di atas kepala sehingga menghilangkan semua bayangan benda-benda dipermukaan bumi.
“Normal..pak..karena saat adalah titik kulminasi matahari yang berada diatas wilayah sultra, hingga radiasi matahari lebih kuat di atas sultra hingga terasa lebih panas,” ungkap Adi Istiyono kepada zonasultra, Jumat (11/10/2018).
“Matahari tepat tegak lurus diatas wilayah indonesia atau wilayah sultra,” tukasnya.
Dampak dari titik kulminasi matahari ini diantaranya adalah suhu udara mencapai lebih dari 35 derajat Celcius, kelembaban udara dibawah 40 persen, cuaca akan terasa panas menyengat hingga beberapa hari pasca fenomena itu tersebut.
BMKG pun menghimbau kepada masyarakat untuk menggunakan pelindung surya, guna mengurangi sengatan matahari. Kemudian, membawa makanan atau minuman bagi yang beraktivitas di luar ruangan serta selalu mengupdate kondisi cuaca terkini melalui situs resmi dan aplikasi BMKG.
Tahun ini diprediksi fenomena titik kulminasi matahari terjadi di Semarang pada tanggal 11 Oktober 2018 dan Yogyakarta 13 Oktober 2018 mendatang. (B)
Reporter : Ilham Surahmin
Editor : Tahir Ose