ZONASULTRA.COM, KENDARI – Pergerakan mahasiswa di era kekinian dianggap banyak mengalami kemunduran. Tidak seperti dahulu sebelum masa reformasi, di mana mahasiswa sangat aktif dan konsisten dalam menjalankan perannya.
Direktur Lembaga Diskusi dan Kajian Jurnalis, Jumwal Shaleh mengatakan, saat ini telah terjadi pergeseran-pergeseran nilai. Penyebabnya yakni pertama, regulasi-regulasi perguruan tinggi yang mengekang mahasiswa tidak leluasa untuk berorganisasi dan hanya fokus akademik.
“Kedua, adanya perkembangan globalisasi yang mengakibatkan mahasiswa lebih cenderung berpandangan materialisme dan hedonisme. Mereka lebih suka hal-hal instan,” kata Jumwal dalam acara Diskusi Publik Idealisme Gerakan Mahasiswa di Era Kekinian, di Hotel Qubra, Sabtu (10/12/2016).
Dua hal tersebut paling besar pengaruhnya dalam pergerakan mahasiswa hingga menyebabkan terkikisnya peran mahasiswa sebagai agen perubahan dan kontrol sosial. Menurut Jumwal, gerakan mahasiswa mulai redup sejak memasuki era 2000-an ketika awal reformasi.
Kini yang paling banyak terjadi adalah pengawasan transaksional dari mahasiswa, jika ada kebijakan-kebijakan yang keliru dari pemerintah. Padahal, semestinya mahasiswa menjaga dan bisa mempertahankan nilai-nilai idealismenya untuk memberikan sumbangsi terhadap masyarakat.
Di tempat yang sama, Pakar Komunikasi Politik, Najib Husen mengungkapkan, pergerakan mahasiswa di era sekarang jauh mengalami pergeseran jika dibandingkan di tahun 1928, 1945, 1966, 1974, dan 1998. Hal itu karena mahasiswa hanya menunggu momentum, namun tidak bisa memanfaatkan momentum-momentum yang sudah ada.
“Tidak adanya solidaritas antara mahasiswa, masing-masing hanya mengedepankan kepentingannya sendiri atau benderanya masing-masing. Tidak ada yang berjuang atas nama mahasiswa, sehingga isu-isu yang mereka tampilkan tidak menarik bagi masyarakat,” kata Najib.
Sehingga apa yang diperjuangkan tidak mendapat dukungan dari masyarakat, maka gerakannya tidak ada artinya sama sekali. Gerakan-gerakan mahasiswa saat ini cenderung disusupi kepentingan segelintir orang, yang membuat gerakan tidak menarik lagi.
Najib melanjutkan, faktor yang paling mempengaruhi lemahnya gerakan mahasiswa adalah sistem pendidikan dan organisasi kelembagaan kampus. Jika kedua hal itu bisa diperbaiki dan berjalan dengan baik maka dunia mahasiswa yang kreatif, inovatif, dan idealis akan terwujud kembali. (B)
Penulis : Muhammad Taslim Dalma
Editor : Kiki