ZONASULTRA.COM, KENDARI – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatat, pada Maret 2016 Kota Kendari masih mengalami inflasi sebesar 0,23 persen.
Kepala BPS Sultra Atqo Mardianto mengatakan, inflasi yang terjadi di Kendari dipicu oleh naiknya indeks harga pada kelompok bahan makanan sebesar 0,05 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,08 persen, kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar sebesar 0,02 persen.
Selanjutnya kelompok sandang 0,09 persen, kelompok kesehatan 0,02 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,00 persen. Sementara kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan tercatat deflasi sebesar 0,03 persen.
“Sawi hijau adalah komoditi penyumbang inflasi terbesar di Kota Kendari selama Maret 2016,” kata Atqo di Kantor BPS Sultra, Jalan Boulevard, Jumat (1/4/2016).
Selain sawi hijau, komoditi lainnya yang juga menyumbang inflasi adalah jantung pisang, emas perhiasan, layang/benggol, terong panjang, upah pembantu rumah tangga, cakalang, cumi-cumi, celana panjang jeans dan sewa rumah.
Dia melanjutkan, selama Maret 2016, ada beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga yaitu kentang, ketimun, pepaya muda, wortel, daun kelor, jeruk nipis, kol putih, daging ayam ras, telur ayam ras dan jeruk.
Dari 82 kota IHK di Indonesia, 58 kota tercatat mengalami inflasi dan 24 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Bukittinggi (1,18 persen) dan inflasi terendah tercatat di Yogyakarta, Malang, Tangerang dan Singkawang (0,02 persen). Sedangkan deflasi tertinggi tercatat di Tanjung Pandang (1,22 persen) dan deflasi terendah tercatat di Mamuju (0,02 persen).
Sementara kota lainnya di Sultra, yaitu Baubau mencatat deflasi sebesar 0,04 persen.
Penulis: Jumriati
