ZONASULTRA.COM, KENDARI – Pemilihan Rektor Universitas Muhammadiyah Kendari (UMK) mengerucutkan tiga nama sebagai calon rektor yang sudah dikirim ke Pimpinan Pusat Muhammadiyah (PPM) di Jakarta untuk dipilih salah satunya menjadi rektor periode 2019-2023.
Ketiga nama tersebut yakni Amir Mahmud, mantan Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) UMK, Muhammad Nur Rektor UMK, serta Yusuf S Dekan Fakultas Agama Islam (FAI).
Ketua Panitia Pemilihan Rektor UMK, Mustam menjelaskan bahwa setelah melewati berbagai mekanisme yang cukup panjang di rapat senat, ketiga nama tersebut akhirnya dikirim ke Jakarta beberapa waktu lalu.
“Sekarang pemilihan rektor sudah masuk pada tahapan akhir. Dimana, ketiga nama calon yang sudah ditetapkan melalui rapat senat sudah dikirim dan menunggu konfirmasi dari PPM menentukan satu nama dari ketiga calon,” jelasnya, Senin (14/1/2018).
(Baca Juga : MPR RI Sosialisasi Empat Pilar Dalam Kuliah Umum di UMK Kendari)
Untuk pengumuman rektor definitif, lanjut dia, pihaknya belum mengetahui jadwal pastinya. Hanya saja, jadwal itu tidak akan melewati masa akhir jabatan rektor saat ini, yakni yang akan berakhir pada 12 Maret 2019.
“Saya berharap agar penentuan Rektor UMK yang definitif dapat terpilih jauh hari sebelum sebelum masa jabatan rektor yang sekarang. Sehingga persiapan untuk melakukan proses pelantikan rektor terpilih lebih baik lagi,” kata dia.
Sementara itu, Rektor UMK yang mencalonkan diri kembali, Muhammad Nur mengatakan, pencalonannya kembali tidak lain atas banyaknya permintaan kerabat lingkup UMK yang memintanya untuk menduduki kursi orang nomor satu di perguruan tinggi (PT) Islami tersebut.
Disamping meneruskan program yang saat ini masih terus digelorakan, terkait dengan pengembangan kampus yang lebih terjamin.
Kata dia, walaupun pengembangan universitas ditentukan roadmap (rencana kerja atau visi misi), namun penerjemahan roadmap masing-masing pimpinan itu berbeda-beda.
Sehingga, jika diberi kesempatan lagi, dirinya akan akan meneruskan program kampus yang sudah direncanakan sebelumnya.
“Program saya, di civitas akademika UMK sendiri terkait peningkatan kapasitas tenaga kependidikan yang menjadi pionir penting untuk membangun budaya mutu. Kalau sudah terbangun otomatis akan berimbas kepada peningkatan akreditasi, baik institusi, jurusan, dan prodi (program studi) akan terus meningkat. Sehingga kualitas perguruan tinggi lebih baik,” jelasnya. (B)
Kontributor : Sri Rahayu
Editor : Abdul Saban