Investasi Rendah, Bupati Muna Harap Budidaya Kepiting Jadi Jawaban

Habil Marati saat bertandang di kabupaten Muna
Habil Marati saat bertandang di kabupaten Muna

ZONASULTRA.COM, RAHA – Iklim investasi di kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra) berada di level rendah. Hampir tak ada investor yang kepincut menanamkan sahamnya di daerah dengan julukan Bumi Sowite ini. Hal tersebut, pun diakui oleh Bupati Muna, Rusman Emba.

Mantan ketua DPRD Sultra ini, mengaku sejak dua tahun terakhir ini banyak investor yang hendak menanamkan sahamnya di Muna, angkat kaki karena tidak ada kepastian dan keseriusan masyarakat.

“Muna beda dengan Kolaka, atau pun Kendari karena kita masih kurang investasi, hanya digerakkan oleh APBD. Olehnya itu, masuknya investasi kepiting di Muna bisa membayar dan pengobat sejumlah investasi yang pernah gagal sebelumnya,” terang Rusman, saat menerima investor kepiting asal Jakarta, di Aula Galampano, Senin (18/3/2019).

Investasi gagal itu, salah satunya komoditi jagung kuning, terealiasasi namun tak maksimal. “Masyarakat sudah menanam namun tak ada kepastian pasar,” jelasnya.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Muna, La Mahi menuturkan sentra yang berpotensi sebagai wilayah budidaya kepiting di Muna terletak di 17 kecamatan dari 22 kecamatan ada.

“Kita sudah identifikasi ada sekitar 17 kecamatan bisa jadi sentra budidaya kepiting di Muna,” cetusnya.

Tokoh masyarakat Muna, Habil Marati mengatakan, saat ini dirinya masih memiliki beban dengan masyarakat Muna, soal sejumlah investasi yang sebelumnya gagal terlaksana.

“Soal investasi sapi, sebenarnya saya kecewa karena tak jadi terlaksana di Muna, padahal seharusnya sudah terlaksana sejak 2018 lalu,” imbuhnya.

Namun Habil seperti tak patah arang dengan upayanya. Kali ini calon anggota DPR RI ini kembali menggandeng sejumlah investor di Muna untuk menanamkan sahamnya. Di Muna potensi budidaya laut berpotensi tinggi, namun belum digarap serius.

“Jika kita bisa produksi 2 ribu ton kepiting dalam setahun dengan capaian ratusan miliar. Maka secara otomatis kita bisa memenuhi kebutuhan pasar,” ungkapnya.

Dirinya optimis hadirnya investasi kepiting tersebut di Muna mampu meningkatkan ekonomi masyarakat. Setiap investasi itu, kendala utamanya adalah pasar.

“Saat ini kebutuhan dunia akan seafood sangat tinggi. Kepiting juga memiliki nilai tambah dari CVO dan nilai terbesar kebutuhan dunia setelah minyak. Permintaan dunia sama kepiting itu, dari delapan persen jadi 32 persen,” katanya.

Selain itu, pada pelaksanaan Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) kecamatan bisa menjadi wadah meningkatkan ekonomi masyarakat. Ini peluang yang bisa menjawab Musrembang. (a)

 


Kontributor: Nasrudin
Editor : Kiki

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini