Ribuan mahasiswa Institut Pertanian Bogor Berbondong-bondong mendatangi tempat pemungutan suara di Dramaga, Bogor. Sebagian besar mahasiswa menggunakan formulir A5 untuk bisa menggunakan hak pilihnya. Menjadi mahasiswa diperantauan bukan menjadi alasan untuk tidak memilih. Pesta demokrasi pemilihan presiden dan wakil rakyat ini sebagai sebuah ajang lima tahunan untuk menentukan nasib bangsa kedepan. Indonesia yang penuh problematika antar bidang keilmuan. Dari banyaknya pengangguran sampai korupsi yang sudah menjalar. Negeri ini membutuhkan nakhoda untuk melaju di depan arus ombak derasnya dunia.
Mahasiswa punya andil besar sebagai agen perubahan. Mahasiswa haruslah menjadi pembeda dari elite-elite politik yang sudah mengrogoti nilai luhur bangsa ini. Derasnya arus teknologi menjadi sebuah nilai lebih dalam mencari informasi-informasi tentang negeri. Siapapun pemerintahan kelak mahasiswa menjadi tim paling keras untuk melindungi rakyat yang tertindas. Bermodalkan riset dan penelitian untuk salurkan aspirasi dari rakyat marginal.
Ribuan mahasiswa antusias ikut andil dalam pesta demokrasi. Memilih perwakilan rakyat untuk duduk di senayan walaupun satu sama lain tak saling mengenal. Harapanya undang-undang dibuat untuk mengawal kebaikan khalayak. Tetapi kenyataanya produktifitas wakil rakyat selama ini dipertanyakan. Kepercayaan publik atas kinerja tidak karuan. Datang hanya membawa bualan. Tak begitu jelas apa yang sudah dikerjakan. Hanya tampak dipotret media dengan senyuman untuk jalan-jalan.
Sekarang saatnya pesta demokrasi mahasiswa mengambil peran. Rombak pertahana yang tak layak duduk disana. Berpesta gunakan hak pilih mahasiswa untuk menentukan arah bangsa berlayar.Namunjangan kau biarkan dan acuhkan mereka yang sudah dipilih bersenang ria dengan jabatan dan takhtanya, kawal bersama beri solusi untuk terus berprestasi.
KPU memberikan kesempatan lebih untuk mahasiswa perantauan gunakan hak pilihnya dalam menentukan pemimpinnya kelak. Form A5 yang ditutup sampai pada tanggal 10 Aprl 2019. Banyak dimanfaatkan ribuan mahasiswa yang begitu antusias mengurusnya. Kekhawatiran selama ini yang menghantui untuk golput dan tidap bisa meemilih semua sirna terpatahkan pada saat hari pelaksanaan.
Sesuai dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 9 Tahun 2019 bahwa warga masyarakat yang memiliki KTP elektronik atau SUKET (surat keterangan) jika belum masuk dalam DPT atau DPTb diperbolehkan untuk menggunakan hak pilih, akan tetapi harus sesuai dengan alamat pada KTP elektronik atau suket.
Dengan membludaknya antusias ribuan mahasiswa yang melakukan pemindahan tempat pemungutan suara yang terdaftar dalam Daftar Pemilih Tambahan. Maka dibukalah TPS Tambahan untuk atasi DPTb yang kian tak terbendung. Dibukanya TPS 25-39 di Jl. Alternatif Babakan Tengah RW 009 dan RT 002/008 (Tepat di area masjid Al Wustho) Dramaga Bogor. Menjadi tempat sejarah baru untuk bisa menggunakan hak pilihnya.
Sejak puluhan tahun lamanya Indonesia terkenal dengan keberagamannya. Walaupunberbeda pilihan tetaplah menjunjung nilai persaudaraan. Berbeda menjadi bagian tersendiri untuk bisa saling melengkapi. Namun 17 April 2019 mencatat Mahasiswa IPB mencelupkan jari manis kedalam tinta menyala untuk tegakan demokrasi kita.
Maka komitmen Indonesia terus dalam rawatan ibu pertiwi harus tetap dijaga. Siapapun tokoh yang mendapatkan mandat memimpin bangsa ini maka sesungguhnya doa perjuangan terus dipanjatkan tiada henti. Namun ingat mahasiswa hadir beriringan untuk mengawal pemerintahan yang diberi kekuasaan dinegeri kaya penuh dengan permata dan permaisuri. Karena sejatinya harapan terpampang nyata dihadapan pemuda.
Indahnya Indonesia bukan berasal dari merah meronanya bendera. Bukan pula putih sucinya kibarannya. Melainkan merah putih yang dirajut oleh perihnya perjuangan para pahlawannya.
Oleh : Dwi Arifin
Penulis Merupakan Mahasiswa Ekonomi Pembangunan, IPB