PENANDATANGANAN MoU – Korwil Gempita Sultra, Rustam (baju merah), Direktur PT.Terra Agro Kencana, Halim Wijaya (baju kaos garis putih) dan Dirut BPR Sulawesi Mandiri, Damasius Panggalo (baju kemeja garis putih) dan sejumlah pengurus Korcab Gempita Konsel, melakukan penandatangaan MoU di Kedai Gempita, Kendari, Minggu (27/7/2017). Ketiga pihak ini bersepakat melakukan kerjasama pembelian jagung hibrida dari petani. (SITI NURMALASARI/ZONASULTRA.COM)
ZONASULTRA.COM, KENDARI– Petani binaan Gerakan Pemuda Tani Indonesia (Gempita) Sulawesi Tenggara (Sultra) kini tak perlu risau soal harga jagung hibrida. Gempita memastikan akan menampung dan membeli hasil panen petani.
Dalam pembelian jagung ini, Gempita melalui koperasi atau Kelompok Usaha Bersama (KUB) yang saat ini sedang dibentuk, mengandeng investor PT. Terra Angro Kencana, serta pihak Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Sulawesi Mandiri yang berkedudukan di Makassar. Kerjasama ketiga pihak ini ditandai dengan penandatanganan Momerandum of Understanding (MoU) di Kedai Gempita di jalan Madusila, Kelurahan Andonuoho, Kecamatan Poasia, Kendari, Minggu (27/8/2017). Ketiganya bersepakat membantu petani, baik dari segi permodalan maupun untuk pembiayaan produksi hingga pasca panen.
Korwil Gempita Sultra Rustam mengatakan, dengan adanya kesepakatan kerjasama ini maka dapat dipastikan hasil produksi jagung hibrida petani di seluruh wilayah Sultra akan dibeli. Harga jagung akan disesuaikan harga pembelian Bulog yakni Rp.3.150, dengan syarat kadar air 15 persen dan beberapa kriteria lainnya.
“Karena itu, kami berharap petani benar-benar menjaga kualitas jagungnya pasca panen nanti. Kami sudah mengintruksikan kepada seluruh pengurus Gempita kabupaten hingga ke tingkat desa agar segera melakukan sosialisasi menegenai kualitas jagung yang dibutuhkan perusahan,” kata Rustam.
Menurut Rustam, jaminan pasar dan harga sangat penting bagi petani. Selama ini petani masih enggang menanam jagung hibrida akibat tidak adanya jaminan harga. Dengan adanya jaminan harga ini, ia yakin petani akan berlomba-lomba menanam jagung. Hal itu terbukti, banyaknya petani yang menanam tanaman sirealia ini.
“Ini program Kementan yang cukup bagus. Dalam sejarah pertanian kita, baru kali ini diera Menteri Amran Sulaiman ada jaminan harga yang ditetapkan. Dan ini sudah dirasakan saudara-saudara kita di Gorontalo. Banyak yang naik ke tanah suci dari hasil menanam jagung hibrida,” ujarnya.
Direktur PT.Terra Agro Kencana Halim Wijaya sebagai pihak pembeli jagung, menyambut baik terjadinya kerjasama tersebut. Ia menilai, kerjasama dengan Gempita sangat tepat. Sebab, Gempita telah melakukan pendampingan secara langsung ke petani yang tersebar dihampir seluruh wilayah Sultra.
Tak hanya membeli hasil jagung hibrida, perusahaan yang berkedudukan di Semerang, Jawa Tengah, ini juga mensuport sarana produksi untuk petani melalui koperasi Gempita.
“Kami menyadari salah satu ketakutan terbesar petani bukan karena gagal panen, tapi jaminan pembelian pasca panen yang selama ini tidak ada. Nah, kami mencoba masuk membeli hasil produksi petani dengan sebuah jaminan harga. Dengan begitu kita harapkan, petani bersemangat dan berlomba-lomba menanam jagung demi kesehateraan petani itu sendiri,” ujar Halim Wijaya.
(Baca Juga : Petani Gempita Sultra Raih Penghargaan Pemuda Agro Inovator Teladan Tingkat Nasional)
Sementara itu, Direktur Utama BPR Sulawesi Mandiri Dalmasius Panggalo menjelaskan, kedudukan perbankan dalam kerjasama ini adalah memastikan bahwa pihak PT.Terra Agro Kencana menempatkan dananya untuk melakukan pembelian secara tunai ke petani melalui Gempita di masing-masing daerah.
“Jadi prosesnya itu kami akan mencairkan dana untuk pembelian jagung ke Gempita saat panen nanti. Selanjutnya, Gempita lah yang akan berhubungan langsung dengan petani untuk melakukan pembeliannya secara tunai. Karena itu kita minta teman-teman Gempita mengajukan permintaan jumlah produksi yang akan dibeli,” katanya. (B)
Penulis : Siti Nurmalasari