ZONASULTRA.ID, KENDARI – Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) dan Badan Urusan Logistik (Bulog) Sulawesi Tenggara (Sultra) memastikan stok sembako menjelang Natal dan Tahun baru (Nataru) tetap aman, bahkan cukup hingga Februari 2023.
Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Dalam Negeri (PDN) Disperindag Sultra, La Ode Muhammad Fitrah Arsyad mengatakan, pihaknya telah mengecek ketersediaan sembako. Kata dia, berdasarkan data minggu lalu, stok sembako di Sultra masih tercukupi bahkan hingga Februari nanti.
“Kebiasaan yang lalu-lalu terkait Natal dan Tahun Baru sebenarnya tidak terlalu signifikan untuk ketersediaan stok,” ucapnya di Kendari pada Jumat (2/11/2022).
Meskipun stok tercukupi, ia mengatakan beberapa komoditi terpantau akan mengalami kenaikan harga, seperti beras dan telur, baik di pasar tradisional maupun pasar murah yang digelar. Hal tersebut diakibatkan oleh banjir di beberapa daerah saat masa panen serta modal yang dikeluarkan distributor juga bertambah.
Disperindag Sultra memantau harga telur di pasaran kini di kisaran Rp57 ribu hingga Rp61 ribu per kilogram. Sementara harga telur yang dijual di pasar murah harus mengalami kenaikan harga dari Rp48 ribu per kg menjadi Rp52 ribu per kg karena modal distributor menjadi Rp51 ribu.
Untuk minyak goreng masih tercukupi karena didukung oleh 5 distributor dan Bulog Sultra dengan harga minyak goreng kemasan terpantau masih di kisaran harga Rp18 ribu hingga Rp25 ribu per liter tergantung merek dan Rp14 ribu di Bulog.
Kepala Bulog Sultra Sitti Mardati Saing mengatakan, pihaknya telah menyiapkan operasi pasar, cadangan beras pemerintah sekitar 200 hingga 250 ton rata-rata per hari yang telah digelontorkan. Untuk komoditi lain seperti beras premium, minyak goreng dan gula pihaknya menyediakan di pasar murah yang dilaksanakan disperindag provinsi dan kota.
” Minyak goreng kita sudah beli 473 ribu liter. Sekarang ada 250 ribu liter yang masih tersedia. Kalau gula kita sudah beli 270 ton, sekarang stoknya 84 ton tapi 300 ton kita sudah order lagi dan ini akan kita geser ke cabang-cabang yang ada di kabupaten kota,” ungkapnya.
Lanjutnya, saat ini harga beras sudah merambah naik di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp9.450 sementara Bulog membeli di penggilingan dengan harga Rp9.500. Menurutnya, hal tersebut bisa merugikan konsumen karena jika Bulog dan Disperindag membeli dengan harga tersebut maka bisa saja harga di pasaran bisa mencapai Rp9.800. (B)
Kontributor: Ismu Samadhani
Editor: Jumriati