ZONASULTRA.COM, LASUSUA – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kolaka Utara (Kolut), Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar kampanye protokol kesehatan pencegahan Covid-19 di beberapa sekolah di wilayah tersebut guna mengintensifkan gerakan hidup sehat sebelum proses pembelajaran tatap muka dimulai pada Januari 2021.
Kepala Dinkes Kolut Irham menjelaskan, kampanye protokol kesehatan tersebut adalah bagian simulasi untuk memastikan kesiapan sekolah, siswa maupun orang tua siswa sebelum proses belajar mengajar (PBM) tatap muka dimulai. Hal ini ditekankan agar tidak memicu klaster baru penyebaran Covid-19 di lingkungan sekolah.
Kampanye ini digelar selama lima hari dengan membentuk tujuh tim yang menyisir setiap kecamatan dan sekolah-sekolah di wilayah tersebut.
Dikatakan, materi kampanye tersebut berdasarkan hasil keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri tentang panduan penyelenggaraan pembelajaran pada tahun ajaran 2020/2021 dan tahun akademik 2020/2021 di masa pandemi Covid-19.
Olehnya itu, pihaknya tidak bosan terus mengimbau warga agar disiplin terapkan protokol kesehatan dalam rangka adaptasi kebiasaan baru. Menurutnya, jika tidak ditegaskan berpola hidup sehat, sekolah sangat rentang terhadap penyebaran virus tersebut.
“Kita pahami orang tua dan siswa itu sendiri sudah sangat jenuh dan sangat ingin laksanakan pembelajaran tatap muka, namun perlu kita pahami ada risiko jika dilakukan dengan gegabah sebab sekolah itu jelas sangat rentang terhadap penyebaran Covid-19,” terangnya kepada awak zonasultra.id, Kamis (26/11/2020).
Sementara Ketua Komite SMKN 1 Lasusua Ashari mengatakan pihaknya mendukung penuh sosialisasi itu.
Sebagai perwakilan orang tua siswa, pihaknya berharap pembelajaran tatap muka ini cepat dilaksanakan. Ia menilai belajar online tidak efektif dibandingkan dengan belajar dibimbing langsung oleh guru di sekolah.
“Saya amati sudah banyak orang tua siswa kewalahan dan menginginkan pembelajaran tatap muka digelar, karena kebanyakan orang tua siswa di rumah tidak mampu memberikan materi sekolah di rumah yang berdampak kepada anak itu sendiri,” ujarnya. (b)
Kontributor: Rusman
Editor: Jumriati