ZONASULTRA.COM, KENDARI – Lembaga survei The Haluoleo Institute merilis survei Pemilihan Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) yang akan digelar pada 27 Juni 2018. Dari 3 pasangan calon (Paslon) gubernur, yang unggul adalah Ali Mazi-Lukman Abunawas di berbagai aspek.
Paslon Ali Mazi-Lukman Abunawas(Aman) memiliki elektabilitas 48,5%, disusul paslon Rusda Mahmud-Sjafei Kahar(Syuhada) 20,5% dan paslon Asrun-Hugua(Berkah) 8,8% serta Swing Voter (tidak tahu/tidak jawab/rahasia/belum memutuskan) mencapai 22,2%.
Aspek lainnya, tingkat pengenalan calon gubernur paling tinggi adalah Ali Mazi di angka 92,9%, lalu Asrun 83.2%, Rusda Mahmud 76.2%. Sedangkan tingkat pengenalan calon wakil gubernur tertinggi adalah Hugua 78.6% , disusul Lukman Abunawas 75.5%, dan Sjafei Kahar 70.9%.
Direktur Eksekutif The Haluoleo Institute Naslim Sarlinto mengatakan berdasarkan data hasil survei Ali Mazi-Lukman unggul karena aspek kepribadian kandidat dan latar belakang pengalaman. Dua hal itu merupakan syarat yang menjadi pertimbangan utama bagi masyarakat memilih gubernur dan wakil gubernur.
(Baca Juga : Survei Indo Barometer di Konawe, Cagub Ali Mazi-Lukman Raih Elektabilitas Tertinggi)
“OTT (operasi tangkap tangan) KPK terhadap calon gubernur (Asrun) dan kepala daerah (Agus Feisal Hidayat) juga mempengaruhi dukungan kepada kandidat baik yang terkait secara langsung maupun tidak langsung,” Kata Naslim saat presentasi di salah satu hotel Kendari, Kamis (21/6/2018).
Penarikan primary sampling unit (PSU) untuk menentukan kabupaten/kota termasuk penentuan responden yaitu menggunakan metode Multistage Random Sampling dengan margin of error kurang lebih 3.7% pada tingkat kepercayaan 95%.
Pengambilan data dilakukan melalui wawancara tatap muka (face to face interview) dengan responden dan menggunakan panduan kuesioner yang berlangsung sejak tanggal 17 sampai 20 Juni 2018. Total Responden 660 orang dengan pembagian gender 50% Laki-Laki dan 50% Perempuan.
”Sampel berasal dari 17 kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Tenggara yang terdistribusi secara proporsional secara khusus pada masyarakat yang berusia 17 Tahun atau sudah menikah. Semua populasi memiliki kesempatan yang sama menjadi responden,” ujar Naslim.
Kontrol terhadap kualitas survei dilakukan dengan dua tahapan yaitu proses Pendampingan Lapangan (Withnessing) dan Pengecekan hasil pekerjaan (spotcheck).Olehnya Naslim sangat menjamin keakuratan data yang diambil itu meskipun masih dalam suasana peryaan Idul Fitri 2018.
Mengenai legalitas, The Haluoleo Institute telah menjadi anggota Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi). Selain itu, The Haluoleo Institute juga telah terdaftar di KPU Sulawesi Tenggara yang isinya dinyatakan bahwa memenuhi syarat untuk melakukan survei Pilgub Sultra 2018.
Naslim menjamin The Haluoleo Institute tidak disponsori oleh pihak luar maupun para paslon gubernur. Pendanaan survei dilakukan secara patungan dengan menggunakan jaringan alumni Universitas Halu Oleo (UHO).
“Selama ini lembaga survei yang turun dari tingkat nasional. Kami ingin mempublikasikan dan ingin memberi warna bahwa anak-anak lokal juga bisa melakukan survei. Jaringan kami terbangun sejak 2006,” ujar Naslim. (B)