ZONASULTRA.COM, WANGGUDU – Jembatan Penghubung antara Desa Padalere Utama dan Lamparinga, Kecamatan Wiwirano, Kabupaten Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara (Sultra) nyaris ambruk setelah diterjang banjir bandang.
Akibat peristiwa itu, dua desa yang dihuni ratusan jiwa itu terisolir, sebab air menutup badan jalan.
Mardianto (37) warga Kecamatan Wiwirano, Konut saat dikonfirmasi mengatakan, peristiwa itu terjadi disebabkan curah hujan yang terus turun hingga meluapkan sungai wiwirano dengan ketinggian air naik mencapai 15 meter dari permukaan. Sehingga, jembatan yang diresmikan pada 2016 oleh Pemda Konut terendam air dan masyarakat di dua desa itu tak dapat melintasi jembatan tersebut.
“Masyarakat tidak berani lewat karena arus keras dan lantai jembatan juga rapuh. Kalau seperti ini jelas masyarakat desa terisolir soalnya sudah alat komunikasi susah jalan darat tidak ada, lewat air juga lebih parah,”jelasnya, Selasa (22/5/2018).
(Baca Juga : Mahasiswa Konut Gelar Penggalangan Dana Untuk Korban Banjir)
Diungkapkan, jembatan gantung model semi permanen dengan bentangan 90 meter lebar 1,5 meter itu merupakan satu-satunya sarana warga di dua desa untuk melakukan aktifitas sehari-hari. Saat ini, masyarakat setempat hanya bisa berharap agar jembatan tersebut tidak ambruk dan terseret arus sungai.
“Masyarakat hanya bisa pasrah, tidak mungkin juga mau menyebrang pakai kapal, kerasnya arus baru dalam sekali itu sungai,”terangnya.
Dia menambahkan, jembatan yang dibangun dengan anggaran Rp 1,4 miliar melalui APBD Konut itu diharapkan sebagai upaya untuk memberikan kenyamanan terhadap warga sekitar saat melintasi sungai tersebut. Awalnya, masyarakat hanya menggunakan sampan untuk melintas.
(Baca Juga : 2.300 Orang Warga Oheo Konut Jadi Korban Banjir)
“Kita juga kaget air sungai meluap sampai menutupi badan jembatan begitu. Yang kita takutkan kalau air terus naik dan menyapu rumah-rumah warga,”tukasnya.
Hingga berita ini dinaikkan, warga yang sudah cemas dengan kondisi itu mulai mengevakuasi barang-barang berharga miliknya untuk mengantisipasi volume air yang terus naik.
Seperti di ketahui, banjir juga melanda Kecamatan Oheo, Langkikima dan Wiwirano. Ratusan rumah warga yang tersebar di 16 desa di terjang banjir bandang. Hal itu diakibatkan curah hujan yang terus turun sehingga meluapkan sungai Wiwirano, Lalindu dan Landawe.
Jalan penghubung darat antara Morowali (Sulteng) dan Sultra lumpuh total akibat banjir yang masuk ke ruas jalan mencapai 4 meter. Konut merupakan jalur penghubung darat antara dua provinsi tersebut. Tak ada korban jiwa, akan tetapi kerugian yang di derita masyarakat mencapi miliaran rupiah.
Bupati dan Wakil Bupati Konut, Ruksamin-Raup langsung turun lapangan dan memerintahkan instansi terkait melakukan evakuasi dan pertolongan kepada para korban banjir. (B)