Jembatan Putus, Ribuan Warga di Konawe Terisolasi

445
JEMBATAN PUTUS - Ribuan warga yang mendiami Kecamatan Latoma, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra) kini hidup terisolasi. (Dedi Finafiskar/ZONASULTRA.COM)

ZONASULTRA.COM, UNAAHA-Ribuan warga yang mendiami Kecamatan Latoma, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra) kini hidup terisolasi. Satu-satunya jembatan penghubung mereka ke dunia luar, yang terletak di Kelurahan Ambodiaa Kecamatan Asinua, terputus. Padahal, jembatan tersebut merupakan satu-satunya akses untuk menjual hasil pertanian mereka di Kota Unaaha, ibukota Konawe.

Pihak pemerintah pun kesulitan memberikan bantuan karena terputusnya akses transportasi utama. Kecamatan Latoma berada di bagian barat Kabupaten Konawe yang terbentuk pada tahun 2003 lalu. Dengan luas wilayah 93.634 hektar, termasuk hutan negara sebesar, atau sekitar 14,05 persen dari wilayah Konawe. Konturnya berbukit dengan jumlah penduduk 2.549 jiwa. Ibukota kecamatan ini berada di Kelurahan Waworaha, berjarak 82 Km dari Kota Unaaha.

Sebagaimana diketahui, akses jalan menuju kampung tua Latoma pada musim penghujan sangat mempengaruhi akses jalan menjadi rusak parah. Alih-alih roda empat, roda dua saja menjerit jika melintasi jalur ini. Ditambah lagi karena buruknya drainase menyembab debit air naik hingga ke jalan, hal inilah yang menyebabkan jembatan di Kelurahan Ambodiaa menjadi ambruk.

Winra (38), warga Asinua mengatakan, jembatan tersebut merupakan satu-satunya akses menuju Kota Unaaha. Umurnya memang sudah cukup tua. Sebelum ambruk terbawa arus, sejak sepekan terakhir di daerahnya memang diguyur hujan deras.

“Ambruknya jembatan itu menimbulkan persoalan lantaran terhentinya lalulintas. Sedangkan untuk alternatif lainnya, ada jalur lain namun harus memutar di Kolaka Timur, tapi akses jalannya juga rusak parah ditambah lagi jaraknya yang sangat jauh,” terangnya.

Hal senada dikatakan Alimin (58). Menurutnya jembatan yang dibangun pemerintah provinsi Sultra ambruk disebabkan tanah yang menopang jembatan itu terkikis air hujan sehingga menyebabkan jembatan ambruk. Namun, Agar masyarakat Latoma tidak terganggu dalam menjalankan aktivitas, warga yang berada di lokasi jembatan telah berinisiatif membangun jembatan alternatif. Melalui swadaya dan gotongroyong bisa terlaksana meski jembatan darurat.

“Kita sudah komunikasikan kepada Pemerintah Daerah langsung sama pada Pj Bupatinya, dan kami sepakat akan langsung membuat jembatan seadanya, karena jembatan ini merupakan akses vital bagi banyak orang utamanya warga di Kecamatan Latoma,” ungkapnya.

Pj Bupati Konawe, H.Tasman Taewa yang melihat langsung jembatan roboh itu, mengaku prihatin dengan kondisi jalan tersebut. Dikatakannya, dirinya sempat berdiskusi dengan warga di Desa tersebut. Dimana hasilnya, warga berinisiatif membangun jembatan alternatif dengan bahan seadanya. Namun, dengan catatan setiap kendaraan harus membayar biaya lewat dengan tarif tertentu.

“Saya apresiasi karena warga di Desa lokasi jembatan rusak berinisiatif membangun jembatan alternatif dengan menggunakan dana swadaya warga lainnya. Tapi sebagai gantinya warga melintas harus membayar, dan saya sudah katakan kepada mereka tidak masalah, asalkan biaya atau tarif yang mereka berlakukan nantinya tidak terlalu membebani warga yang melintas,” terangnya, Sabtu (21/7/2018) kemarin. (A)

Reporter : Dedi Finafiskar
Editor : Abdi MR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini