Jembatan Putus, Wagub Sultra Terpilih Batal Temui Warga Latoma

Jembatan Putus, Wagub Sultra Terpilih Batal Temui Warga Latoma
JEMBATAN PUTUS - Wakil Gubernur Sultra terpilih periode 2018-2023 Lukman Abunawas bersama Pj Bupati Konawe Tasman Taewa serta rombongan membatalkan kunjungan ke Kecamatan Latoma, Konawe pada Sabtu (21/7/2018) karena akses jalan sulit ditembus serta jembatan satu-satunya menuju daerah itu terputus. (Dedy Finafiskar/ZONASULTRA.COM)

ZONASULTRA.COM, UNAAHA – Wakil Gubernur (Wagub) Sulawesi Tenggara (Sultra) terpilih periode 2018-2023 Lukman Abunawas, terpaksa harus membatalkan niatnya bertemu dengan Warga Kecamatan Latoma, Kabupaten Konawe, Sabtu (21/7/2018). Hal ini dikarenakan akses jalan menuju salah satu daerah terpencil di Konawe itu sulit dilalui.

Wagup terpilih yang didampingi Pejabat (Pj) Bupati Konawe Tasman Taewa bersama rombongan, bertolak dari Kota Unaaha, sekitar pukul 08.00 wita. Dalam perjalanan wagub terpilih dan rombongan, kerap menemui beberapa kendala, karena akses jalan menuju kampung Tua Latoma pada musim penghujan mempengaruhi akses jalan menjadi rusak parah. Dan sulit ditembus kendaraan roda empat.

Dalam perjalanan, tepatnya di Kecamatan Asinua sejumlah kendaraan rombongan sudah mulai dihambat dengan akses jalan yang rusak karena licin dan berlumpur. Disertai ranting pepohonan yang jatuh membentang menutupi badan jalan. Bahkan para rombongan, terpaksa turun membersihkan ranting pohon tersebut, Pj Bupati sesekali turun langsung membersihkan ranting yang menghalangi akses jalan.

Jembatan Putus, Wagub Sultra Terpilih Batal Temui Warga LatomaNamun, perjalan untuk tembus ke Latoma terpaksa harus dihentikan. Tepatnya di Kelurahan Ambodiaa Kecamatan Asinua, karena jembatan satu-satunya yang ada di daerah itu putus total dan tidak bisa dilalui kendaraan, sehingga rombongan Wagub terpaksa berbalik arah dan membatalkan menemui warga Latoma, karena sudah tidak ada lagi jalur alternatif lain yang bisa dilalui.

Pj Bupati Konawe, Tasman Taewa mengaku prihatin dengan kondisi jalan tersebut. Dikatakannya, sesaat sebelum berbalik arah, dirinya sempat berdiskusi dengan warga di Desa tersebut. Dimana hasilnya, warga berinisiatif membangun jembatan alternatif dengan bahan seadanya. Namun, dengan catatan setiap kendaraan harus membayar biaya lewat dengan tarif tertentu.

“Saya apresiasi karena warga di Desa lokasi jembatan rusak berinisiatif membangun jembatan alternatif dengan menggunakan dana swadaya warga lainnya. Tapi sebagai gantinya warga melintas harus membayar, dan saya sudah katakan kepada mereka tidak masalah, asalkan biaya atau tarif yang mereka berlakukan nantinya tidak terlalu membebani warga yang melintas,” terangnya. (B)

 


Reporter : Dedi Finafiskar
Editor Tahir Ose

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini