Kendati segudang prestasi dan penghargaan tersebut, tidak lantas membuatnya sombong. Juli tetap menjadi pribadi yang ramah dan memberikan motifasi kepada adik-adiknya yang juga mengikuti jejaknya seb
Kendati segudang prestasi dan penghargaan tersebut, tidak lantas membuatnya sombong. Juli tetap menjadi pribadi yang ramah dan memberikan motifasi kepada adik-adiknya yang juga mengikuti jejaknya sebagai atlet dayung.
Dimata rekan-rekannya, peraih medali emas pada ivent olahraga dayung Asia dalam kejuaraan SEARS Cup yang dihelat di Negeri Jiran Malaysia ini tetap menjadi pribadi yang santun dan selalu menjadi inspirasi bagi adik-adiknya. Go Internasional melalui olahraga yang digelutinya sejak kelas 2 SMP tersebut, tidak lantas membuatnya lupa diri.
“Untuk atlet dayung saat ini, semua tahu, Juli merupakan atlet yang sangat berprestasi, tetapi dia tetap ramah dan tidak sombong, senang menasehati dan memberi motifasi. Saat ini dia sosok yang menginspirasi,” ujar Jiach Srihartini, junior Julianti di PPLP Kendari kepada zonasultra.id, Senin (2/2/15).
Lalu apa harapan darah kelahiran Landawe, Kabupaten Konut, Sulawesi Tenggara (Sultra) pada 11 Februari 1993 silam itu, khususnya kepada pemerintah dalam melakukan pembinaan olahraga dan peningkatan prestasi di daerah?
“Potensi sumber daya kita sangat besar utamanya dalam pencarian minat dan bakat olahraga, hanya saja keluhan para atlet hingga saat ini, dimana perhatian pemerintah terhadap olahraga masih minim, sehingga banyak anak-anak Sultra pindah ke daerah lain dengan pembinaan olahraganya sudah mulai membaik,”cerita Juli.
Selain itu, lanjut dia, mantan atlet berprestasi juga masih kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah, sehingga diusia pensiunnya menjadi buram bahkan tak jarang bekerja kasar.
Mestinya kan ada reward yang diberikan, sehingga ini juga memotifasi anak-anak untuk berprestasi di dunia olahraga. Saya sangat harap kepada pemerintah daerah untuk memperhatikan nasib atlet-atlet yang mengharumkan nama daerah,” ujarnya.
Cerita yang memilukan yang dirasakan peraih 3 medali emas Sultra melalui cabor dayung di PON Riau 2012 ini, yakni saat dirinya harus ke luar daerah mengikuti iven nasional maupun internasional dan harus berpisah dengan kedua orang tua.
“Hingga saat ini di daerah tempat tinggal saya, (Landawe, Kecamatan Oheo, Kabupaten Konut) belum tersentuh jaringan telekomunikasi, sehingga orang tua saya harus berjalan jauh menuju perbukitan hanya untuk mendapatkan jaringan seluller,” kisah pemilik tinggi badan 178 cm tersebut.
Seperti diketahui, Julianti merupakan atlet berbakat yang berasal dari Landawe Kecamatan Oheo, Kabupaten Konut. Kini mahasiswi FISIP Universitas Muhammadiyah Kendari tersebut, tengah berlatih di Pelatnas Jati luhur untuk persiapan SEA Games yang akan dihelat di Singapura. Juli merupakan putri keenam dari tujuh bersaudara dari pasangan Bapak Mahaseng dan Ibu Duhuria. (tamat) (Maul Gani)