ZONASULTRA.COM,KENDARI– Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatat pada bulan Juni 2019 tingkat inflasi berada pada angka 1,99 persen.
Humas KPw BI Provinsi Sultra Daniel Agus Prasetyo saat dihubungi melalui teleponnya, Minggu (7/7/2019) mengatakan, inflasi tersebut disebabkan terbatasnya pasokan stok sejumlah bahan makanan seiring dengan gelombang tinggi, peningkatan curah hujan yang terjadi, dan terganggunya produksi pertanian karena banjir.
“Jadi, kelompok bahan makanan bakal menjadi pemicu utama terjadinya inflasi. Karena dengan adanya cuaca buruk yang menimbulkan banjir bandang sehingga menyebabkan kenaikan pada semua hortikultura dan ikan,” ungkapnya.
Komoditi pemicu inflasi tertinggi bulan Juni ada tiga kelompok yakni bahan makanan, makanan jadi, serta transportasi dan komunikasi. Untuk bahan makanan, kontribusi inflasi terbesar yaitu ikan kembung sebesar 15,18 persen, ikan layang sebesar 29,73 dan bayam sebesar 38,58 persen.
Sementara untuk makanan jadi dipicu dengan tingginya harga makanan seperti nasi dengan lauk sebesar 1,75 persen. Dan dampak kenaikan angkutan udara di Baubau sebesar 1,37 persen.
Di Kendari, komoditi sayuran paling tinggi kenaikannya yakni kangkung, bayam, tomat dan kacang panjang. Sedangkan di Kota Baubau sayurannya adalah bayam, kangkung, wortel, cabai itu harganya turun.
BI sendiri tengah berupaya mengedalikan iflasi ini melalui program pasar murah, melaksanakan kegiatan sadar inflasi bagi masyarakat Kota Kendari dan berkoordinasi dengan pemerintah daerah.
“Kami terus mengupayakan adanya peningkatan produksi bahan makanan, pengaturan distribusi yang seimbang dan peningkatan koordinasi dan kerjasama antar daerah,” pungkansya.
Untuk diketahui, banjir yang melanda wilayah Kecamatan Pondidaha khususnya di desa Duriasi yang menjadi sentra sayuran lokal Kota Kendari menyebabkan kenaikan harga sayur di sejumlah pasar tradisional di Kota Kendari.
Harganya pun bervariatif, hasil penelusuran zonasultra di Pasar Basah dan Pasar Korem Kendari, harga kacang panjang yang biasanya Rp5 ribu per ikat kini naik Rp10 ribu per ikat.
Kemudian, kangkung yang biasanya dua ikat Rp5 ribu naik menjadi Rp7 ribu per ikat, sawi naik Rp10 ribu per ikat yang biasanya hanya Rp5 ribu per ikat. Terong bulat Rp8 ribu per kantong kecil, biasanya hanya Rp5 ribu.
Begitu pula di Pasar Baruga Kendari yang menjadi pasar induk, harga sayuran melonjak dua kali lipat. Bayam bahkan tembus Rp12 ribu per ikat yang sebelumnya tiga ikat Rp5 ribu. Kangkung Rp4 ribu per ikat, sebelumnya Rp5 ribu bisa dapat 4 ikat. Sawi Rp8 ribu normalnya Rp4 ribu per ikat. (B)