ZONASULTRA.COM, JAKARTA – Momen Lebaran tidak lepas dari makanan khas seperti ketupat, sayur, opor, sambal goreng kentang, dan masakan bersantan lainnya. Sebulan berpuasa Ramadan dapat menjadikan Anda kalap makan saat momen lebaran. Belum lagi kue kering sajian lebaran seperti nastar, kastengel, putri salju dan lain sebagainya dapat menambah berat badan.
Yuk puasa Syawal! Selain mengontrol kalap makan saat lebaran, puasa Syawal banyak keutamananya. Dikutip dari buku Pedoman Puasa karya Prof. Dr. Tgk. M. Hasbi Ash-Shiddieqy, berikut keutamaan puasa Syawal.
1. Puasa enam hari di bulan Syawal seperti puasa sepanjang masa.
Kebanyakan ulama menyukai dan menganjurkan berpuasa enam hari di bulan Syawal. Puasa ini disebut sebagai puasa enam.
Baca Juga : Cerita Mudik ke Pulau Kabaena: Tertinggal Kapal dan Pentingnya Kebersamaan
Diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Ayyub bahwa Rasulullah SAW bersabda “barang siapa berpuasa Ramadan, kemudian diikutinya dengan enam hari di bulan Syawal, maka itulah puasa sepanjang masa”.
2. Puasa enam sepadan dengan sunah rawatib sesudah salat fardu.
Puasa enam di bulan Syawal itu sepadan dengan sunah rawatib sesudah salat fardu untuk menyempurnakan kekurangan-kekurangan yang terjadi pada puasa Ramadan. Bisa jadi puasa Ramadhan yang telah dijalani memiliki kekurangan, oleh sebab itu puasa enam di bulan Syawal dapat menambal kekurangan tersebut.
3. Sebagai tanda diterimanya puasa Ramadan
Mengulangi berpuasa setelah puasa Ramadan menjadi tanda diterima puasa Ramadhan. Sebab, apabila Allah menerima amal seorang hamba-Nya, maka mentaufiqkan hamba itu untuk mengerjakan lagi amal saleh.
4. Sebagai rasa syukur
Berpuasa enam hari di bulan Syawal menandakan rasa syukur kepada Allah atas nikmat yang diberikan oleh Ramadan.
5. Dekat dengan Allah
Amal yang dilaksanakan untuk mendekatkan diri kepada Allah di bulan Ramadan tidak berhenti dengan selesainya bulan Ramadan. Bahkan menjadi kekal karena melengkapinya dengan puasa enam hari lagi.
#Ketentuan puasa Syawal
Puasa Syawal ini dikerjakan enam hari berturut-turut setelah Hari Raya Idul Fitri. Yang kedua, puasa Syawal dapat dikerjakan selang-seling di bulan Syawal selama enam hari.
Kemudian, yang ketiga, puasa Syawal tidak dikerjakan langsung sesudah hari raya, hanya dikerjakan pada hari ketiga yakni hari sebelum hari putih (hari kesepuluh, kesebelas dan kedua belas dari bulan Syawal), serta pada hari putih (hari ketiga belas, keempat belas, dan kelima belas dari bulan Syawal) atau pada tiga hari sesudah hari putih (keenam belas, ketujuh belas dan kedelapan belas).
Bagi seseorang yang tertinggal puasa Ramadan, maka hendaklah menunaikan Qadha Ramadan terlebih dahulu di bulan Syawal. Sesudah itu barulah mengerjakan puasa enam Syawal. Contoh, bagi wanita yang berhalangan saat Ramadan, maka sebelum menjalankan sunah puasa enam Syawal, harus mengganti puasa Ramadan terlebih dahulu. Sebab, bagi orang yang tertinggal puasa Ramadan tetapi ia mendahulukan puasa enam yang sunah sebelum sempurna bilangan Ramadan maka tidaklah ia mendapat pahala sebagaimana yang diperoleh orang yang cukup berpuasa Ramadan lalu mengiringnya dengan puasa enam.
Nah, daripada nafsu makan tidak terkontrol saat Lebaran, lebih baik menjalankan puasa Syawal. Selain banyak keutamaan, puasa Syawal juga menyehatkan badan. Serta tentu dapat mengendalikan kalap makan saat momen Lebaran. (B)